Kelelawar Ahli Menggunakan Ekolokasi
WartaIptek.com - Kelelawar baru-baru ini ini kerap dihubung-hubungkan pula dengan virus corona. Laporan yang tersebar, virus corona disebarkan pertama kali lewat hewan, salah satunya kelelawar. Kendati begitu, hingga dengan saat ini hewan penular 2019-ncov masih belum dikenal.
Ayo, sekarang kita mengetahui kelelawar! Pernahkah anda melihat kelelawar? Jika pernah pergi berliburan ke gua atau pergi ke bangunan tua yang kosong, umumnya sih ada kelelawar yang tidur siang di sebelah atapnya.
Dalam web Science Kids, kelelawar yang menjadi mamalia terbang itu dikatakan selaku hewan yang nokturnal. Maksudnya, ia aktif saat malam hari. Yup, bagaimana caranya ia dapat melihat dalam kegelapan, ya?
Nyatanya kelelawar memanfaatkan kemampuan istimewa yang disebut echolocation atau ekolokasi atau disebut pula biosonar. Pertama, kelelawar bersuara, kemudian menanti gelombang suaranya membentuk echo atau gema.
Jika tidak ada gema, itu ciri untuk kelelawar kalau mereka dapat terbang ke depan dengan aman. Malahan, mereka dapat memperkirakan seberapa jauh jarak objek di depannya dengan mengamati gema yang tiba. Ih, hebat ya?
Walaupun kita tahu bentuk kelelawar secara umum, nyatanya ada lebih dari 1. 000 spesies kelelawar. Umpamanya nih, jika dilihat dari pilihan makanannya, ada yang makan serangga, ada yang makan buah-buahan, ada yang makan ikan, ada pula yang makan darah. Beneran, lho!
Ada 3 spesies kelelawar vampir. Ciri-cirinya antara lain umumnya memiliki ukuran kecil, mempunyai gigi yang tajam untuk melukai kulit makhluk hidup lain tanpa disadari. Iiih.. . Kok mengerikan, ya?
Kita mesti hati-hati loh dengan kelelawar vampir ini, lantaran mereka pun dapat menjangkitkan penyakit rabies. Gigitannya amat mendatangkan bahaya sebab dapat menyebabkan kita terjangkit penyakit yang dibawa di dalam badannya. Yup, kelelawar vampir itu adanya di negara-negara di daratan Amerika, seperti di Meksiko, Brasil, Cile, dan Argentina.
Follow Warta Iptek di Google News