Stephen Hawking, Fisikawan Lumpuh Penerus Newton dan Einstein
WartaIPTEK.com - Suatu ketika,
seorang mahasiswa Universitas Cambridge dengan penuh percaya diri menyanggah
teori yang dikemukakan Fred Hoyle, seorang fisikawan ternama saat itu pada
acara ceramah ilmiah di Royal Society yang sangat prestisius itu. Fred Hoyle
yang sering menyampaikan gagasan-gagasannya, mengenai alam semesta di hadapan publik
sebelum diterbitkan dan dibuktikan, merasa gusar karena seluruh hadirin menertawakannya.
Ironisnya, mahasiswa tersebut pernah ditolaknya untuk melakukan riset dibawah
bimbingannya. Dialah Stephen Hawking, mahafisikawan jenius yang fisiknya
lumpuh, namun mampu menjelajahi pikiran alam semesta dari level kuantum sampai
asal mula alam semesta.
Hawking benar tentang kesalahan persamaan Hoyle, hal ini
membawa berpengaruh besar pada
dukungan sebagian besar kosmolog terhadap model steady state, yang mengatakan
bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir. Fred Hoyle merupakan pendukung
fanatik teori tersebut. Model ini telah runtuh di tangan seorang mahasiswa. Perlu diketahui pada saat itu, ada dua
teori mengenai awal mula alam semesta, yang pertama dan banyak didukung adalah
model keadaan tunak (steady state) dan yang kedua adalah model dentuman besar
(big bang) yang mengatakan bahwa alam semesta bermula dari ledakan mahadahsyat 15
miliar tahun lalu. Teori big bang saat ini merupakan teori yang dipercaya
sebagian besar ilmuwan bahkan sebagian besar manusia.
Hawking merupakan pemain utama dari sederetan ilmuwan abad ini yang berusaha memahami semesta secara terpadu. Satu hal yang menarik dari dirinya adalah kondisi fisiknya yang lumpuh total. Dia tergeletak di kursi roda tanpa bisa berjalan, berdiri, menggerakan tangan bahkan berbicara. Dia beruntung karena otaknya sama sekali tidak terpengaruh oleh penyakitnya.
Hawking merupakan pemain utama dari sederetan ilmuwan abad ini yang berusaha memahami semesta secara terpadu. Satu hal yang menarik dari dirinya adalah kondisi fisiknya yang lumpuh total. Dia tergeletak di kursi roda tanpa bisa berjalan, berdiri, menggerakan tangan bahkan berbicara. Dia beruntung karena otaknya sama sekali tidak terpengaruh oleh penyakitnya.
Stephen William Hawking
dilahirkan pada 8 Januari
1942 di Oxford,
Inggris, Dia tumbuh besar dekat Kota London dan meraih gelar Bachelor dari
Oxford University pada 1962 dengan predikat terbaik. Lalu dia memperoleh gelar
doktor di Universitas Cambridge pada bidang fisika teoritis di bawah bimbingan
Dennis Sciama. Ia merupakan fisikawan yang brilian dan produktif, hal ini
dibuktikannya dengan menyandang jabatan Lucassian Professor of Mathematics di
Cambridge pada 1979, suatu posisi yang hanya pernah diraih Isaac Newton dan Paul
Dirac.
Sejak tahun 1960, dia menderita penyakit ALS yang membuatnya duduk di kursi
roda hingga kini tanpa bisa bergerak sedikitpun. Penyakitnya bermula pada suatu malam di musim semi 1962. Ketika
itu dia kesulitan mengikat tali sepatu yang membuatnya sadar ada sesuatu yg
salah dengan tubuhnya. Penyakit yang dideritanya bernama ALS (Amyotropic Lateral Sclerosis).
Departemen Fisika Cambridge menempatkannya di bawah bimbingan Dennis Sciama seorang
pembimbing riset kosmologi relativistik yang mumpuni. Dennis Sciama merupakan
pembimbing tesis yang sangat berdedikasi dan selalu mendorong mahasiswanya
menemukan berbagai cara untuk meningkatkan pekerjaan mereka.
Walaupun dia mengetahui Hawking menderita ALS, dia tidak memberikan perlakuan yang berbeda. Tak
lama berselang, Hawking bertemu Roger Penrose, seorang matematikawan cemerlang
yang menggeluti lubang hitam dan mengajarinya secara radikal metode analitis
baru dalam fisika. Bahkan dia juga membimbing Hawking langsung memasuki arus
utama fisika teoritis.
Sepertinya, kehadiran Hawking di dunia sudah ditunggu-tunggu
untuk meneruskan pekerjaan Newton dan Einstein dalam mengupas tabir semesta.
Pada saat dia lahir, teori relativitas umum Einstein sudah diterapkan secara
luas dalam kosmologi.
Teori ini diciptakan Albert Einstein (1879-1955), yang
merupakan karya terbesar manusia
dalam usaha mencari kebenaran.
Secara sederhana, teori ini merupakan struktur matematis yang melukiskan
gravitasi dengan kurva ruang waktu.
Menurut Einstein, ruang dan waktu merupakan konsep yang
menyatu dan tidak bisa dipisahkan sebagaimana anggapan klasik. Bagaimana kamu
mengukur waktu bergantung
bagaimana kamu bergerak
di dalam ruang dan sebaliknya. Kemunculan relativitas umum saat itu mengubah
pandangan manusia akan alam semesta secara radikal.
Dalam teori itu, Einstein membuat dua postulat: tidak ada benda yang dapat
melebihi kecepatan cahaya dan kecepatan cahaya selalu sama menurut pengamat di manapun. Bentuk dari teori ini adalah sebuah persamaan yang disebut sebagai persamaan Einstein. Persamaan ini mengandung berbagai penjelasan
seperti pergeseran perihelion Merkurius, pembelokan arah cahaya, keberadaan
gelombang gravitasi, singularitas ruang-waktu, deskripsi pembentukan bintang
neutron dan lubang hitam bahkan pengembangan alam semesta.
Membaca persamaan tersebut, Einstein sempat risau karena
menurut dia alam semesta tidak akan seaneh teorinya. Nyatanya, alam ini jauh
lebih aneh dari imajinasi tercanggih manusia sekalipun. Penyelesaian Kontroversial
persamaan Einstein muncul pada tahun 1922 oleh ilmuwan Rusia Alexander Friedmann
(1885-1925). Friedmann menemukan bahwa relativitas umum mampu memprediksi alam
semesta yang tidak
stabil, gangguan kecil saja bisa menyebabkan alam semesta ini mengembang atau
mengerut.
Penyelesaian persamaan Einstein yang penting bagi kosmologi
modern dan Stephen Hawking, dipublikasikan ilmuwan Amerika Robert Oppenheimer (1904-1967). Menurut
Oppenheimer, bintang lambat laun membakar habis bahan bakarnya dan mulai
mengalami keruntuhan akibat pengerutan gravitasi.
Keruntuhan gravitasi yang dahsyat akan terjadi begitu suatu
bintang mencapai radius kritis, kemudian bintang memutuskan hubungan dengan
seluruh alam semesta menjadi lubang hitam. Bidang inilah yang nantinya menjadi
garapan Stephen Hawking dalam berkiprah di dunia Kosmologi.
Mahasiswa dibawah bimbingan Dennis Sciama, salah satu
aktivitas pentingnya adalah menghadiri seminar-seminar. Pada tahun 1960-an
kelompok Cambridge tertarik dengan pekerjaan seorang ilmuwan muda matematika terapan bernama Roger Penrose.
Ia bisa menunjukkan bahwa jika bintang runtuh melampaui
nilai tertentu, ia tidak dapat mengembang kembali. Bintang itu akan mempunyai
kerapatan massa yang tak hingga, artinya bintang akan membentuk singularitas di pusatnya.
Secara umum, singularitas adalah suatu titik di mana fungsi matematika tak bisa
didefinisikan. Fungsi ini menjadi divergen menuju nilai tak hingga. Penemuan Penrose sangat
menantang Hawking untuk mempelajari
dan menerapkannya pada permulaan alam semesta.
Hawking menunjukkan bahwa jika relativitas umum benar, maka
harus ada singularitas di masa
lalu yang merupakan permulaan waktu.
Menurutnya, segala
sesuatu yang ada sebelum singularitas itu tidak dapat dianggap sebagai bagian dari alam semesta ini.
Hawking berhasil lulus dengan gelar Doktor pada 1965 berkat tesisnya mengenai
asal mula alam semesta yang diterima umum secara luas. Tesis doktornya
mengkritik model keadaan tunak (steady state) Hoyle dan pembuktiannya tentang
singularitas dentuman besar memberikannya kesuksesan sepanjang masa.
Kejeniusan Hawking sudah dikenal sejak menjadi mahasiswa S1
di Oxford. Kebanyakan teman sekelasnya butuh waktu berminggu-minggu untuk
menyelesaikan tiga belas soal yang sulit dari buku Electricity and Magnetism karangan Bleaney & Bleaney.
Awal 1970-an teori relativitas umum dan lubang hitam sedang
naik daun. Hawking, siap beraksi. Dia menerapkan teknik matematika canggih yang diperkenalkan Penrose
untuk mempelajari sifaf-sifat
lubang hitam.
Lubang hitam adalah suatu daerah dimana hukum-hukum fisika tidak berlaku lagi. Tempat itu memiliki gaya
gravitasi yang sangat kuat dan siapapun yang masuk tidak bisa keluar kembali
termasuk cahaya sekalipun. Menurut pengamatan Astronom, diketahui teryata
lubang hitam raksasa di pusat galaksi kita.
Pada November 1970, Hawking telah diakui sebagai fisikawan terpandang. Dengan
cacat fisiknya yang begitu serius bagaimana Hawking bisa mengungguli saingan-saingan berat lainnya seperti Roger Penrose, Werner
Israel, dan Yakov Borisovich Zeldovich? Mereka semua menggunakan tangan untuk menuliskan
berlembar-lembar perhitungan di atas kertas. Sehigga mempermudah mereka untuk melihat ulang.
Sulit dibayangkan hal tersebut dikerjakan hanya dalam
pikiran di kepala. Itulah yang dilakukan Hawking.
Seluruh risetnya dilakukan di dalam kepalanya, karena proses kelumpuhan
tangannya yang berjalan
berangsur-angsur. Secara perlahan pula dia melatih pikirannya untuk berpikir dengan cara
yang berbeda dengan fisikawan pada umumnya.
Dia berpikir dengan cara-cara baru gambaran mental dan persamaan mental intuitif yang baginya dapat menggantikan kertas dan pena serta
persamaan tertulis. Hawking menggunakan gambaran mentalnya untuk mendapatkan
ilham, adalah kajiannya
tentang luas permukaan lubang
hitam.
Persoalan yang esoteric dalam dinamika lubang hitam, akhiraya membawa dia
pada penemuan terbesarnya dalam fisika. Dia mengatakan bahwa luas permukaan
suatu lubang hitam hanya dapat tetap sama atau bertambah, tetapi tidak pernah
berkurang. Ini disebut
Hukum Pertambahan Luas Hawking. Namun teori ini menghasilkan implikasi bahwa lubang hitam
menghasilkan radiasi. Hal ini pertama kali diungkap oleh Jacob Bekenstein
mahasiswa pasca sarjana Princeton. Menurut Hawking bagaimana mungkin lubang
hitam memancarkan radiasi kalau tidak ada sesuatu yang bisa keluar darinya.
Namun pada akhirnya hal ini membuat Hawking gelisah dan berusaha mencari
mekanisme yang bisa menghasilkan radiasi lubang hitam jika Bekenstein benar.
Kemudian
Hawking menelaah apa yang bisa
terjadi di permukaan lubang hitam. Di situ medan gravitasi yang kuat
berinteraksi dengan pasangan-pasangan partikel semu. Gravitasi yang kuat dapat
menarik salah satu komponen dari pasangan semu ke dalam lubang hitam (energi negatif) dan
menyebabkan massa lubang hitam berkurang, sedangkan komponen lainnya (energi
positif) keluar dari lubang hitam dalam bentuk radiasi yang dapat dideteksi
oleh pengamat luar.
Ia menggabungkan mekanika kuantum dan relativitas umum dalam
rumusan tunggal untuk
pertama kalinya. Dengan berani Hawking berkesimpulan bahwa lubang hitam tidak
sepenuhnya hitam tapi juga memancarkan radiasi. Penemuan tersebut membuat Hawking mendapat gelar
kehormatan akademik tertinggi
Inggris. Dia diangkat menjadi anggota Fellow of The Royal Society. *** [Sumber: Wawan Saprudin, Mahasiswa ITB
2000]
Follow Warta Iptek di Google News
0 Response to "Stephen Hawking, Fisikawan Lumpuh Penerus Newton dan Einstein "
Posting Komentar
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif! Terima kasih.