iklan space 728x90px

Bedah Endoskopi, Teknologi Modern untuk Atasi Saraf Terjepit Tanpa Merusak Struktur Anatomi

WartaIptek.com - Sakit pinggang bawah yang berulang dalam waktu cukup lama perlu diwaspadai sebagai gejala saraf terjepit. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, sakit akan menjalar ke bagian tubuh bawah lain seperti nyeri di bokong, paha, betis, bahkan sampai telapak kaki.

Jika sudah sampai telapak kaki, sakit yang menjalar menyerupai kesemutan hebat atau baal. Tidak jarang penderita mengalami kesulitan berjalan akibat ukuran otot kaki mulai mengecil. Untuk itu, sakit pinggang dalam waktu yang lama perlu diperiksa dan diobati sesegera mungkin.

source : kliniknyeri.com
Hal itu karena tidak optimalnya fungsi saraf di pinggang. Otak sebagai sumber utama yang mempersarafi ke seluruh tubuh. Namun, jika terdapat gangguan fungsi di leher atau pinggang, saraf pun mengalami gangguan fungsi sesuai dengan bagian tubuh yang dipersarafinya. Gejala sakit pinggang dalam waktu lama dapat mengindikasikan terjadinya saraf yang terjepit oleh bantalan sendi, ligamen yang menebal, atau pergeseran tulang.

Gejalanya terasa sakit pinggang ketika duduk lama, berdiri lama, dan jongkok lama. Sakitnya bisa di pinggang saja atau ke bokong, paha, betis, sampai telapak kaki. Begitu sampai ke telapak kaki, terasa baal dan sulit berjalan. Sakit juga bisa dirasakan ketika bangkit dari membungkuk, bahkan ketika duduk di kendaraan dan melintasi jalan yang jelek, pinggang terasa nyeri. Sakit juga bisa dirasakan ketika mengejan. 

Kalau tidak segera diobati kesemutan akan hilang timbul, sampai kelamaan rasa kesemutannya akan menetap. Hal itu akan menyebabkan kaki dan betis mengecil karena saraf kurang berfungsi.

Sakit pinggang bukan masalah yang hanya dialami orang usia lanjut, tetapi saat ini diderita generasi milenial. Selain itu, saraf terjepit rentan mendera laki-laki, perokok, dan obesitas. Kurang bergerak, apalagi pada yang bertubuh gemuk, berisiko tinggi terkena saraf. Saraf akan terus tertekan selama kita bergerak.

Jika ada keluhan pasien saraf terjepit disertai dengan obesitas, dokter bedah akan bekerja sama dengan dokter gizi klinik untuk membantu mengatur pola makan sehingga diharapkan dapat menurunkan bobot tubuhnya. Sambil berjalan bersamaan, pasien juga bisa menjalani terapi dengan dokter rehabilitasi untuk memperbaiki postur yang semula tidak seimbang jadi normal lagi. Begitu juga misalnya pasien dengan kolesterol tinggi diobati juga oleh dokter spesialis penyakit dalam dan lainnya untuk ragam kasus berbeda.

Kebanyakan pasien yang diatasi kegemukannya, sakit pinggangnya mereda. Tapi lebih banyak pasien yang datang dalam kondisi salah satu kakinya atau dua-duanya mengecil atau jalannya telah pincan.

Setiap pasien melalui evaluasi awal berupa rontgen dan cek darah sebelum diputuskan akan mengalami tindakan apa. Yang jelas, semua ada programnya, terstruktur dan perlahan. Terdapat juga evaluasi bulanan, tiga bulanan, enam bulanan, sampai setahun, tergantung keparahan sakitnya. Di samping itu, pasien juga minum obat nyeri dan obat saraf kejepit.

Pembedahan terkini dilakukan dengan bantuan teknologi endoskopi (teropong). Proses ini dilakukan dengan sayatan sangat kecil, durasinya singkat, pemulihan lebih cepat, dan tidak dipasang pen. Darah yang keluar pun sangat sedikit, tidak perlu rawat inap dalam waktu lama, dua-tiga hari dapat pulang, tergantung dari berat ringannya penyakit.

Operasi tidak akan merusak struktur anatomi yang ada. Itu karena alat-alat yang digunakan sangat modern. Bentuknya seperti selongsong atau pipa kecil dengan ukuran 0,5 sentimeter sehingga luka operasi tidak perlu dijahit. Selama bedah, rontgen realtime terus dilakukan sehingga pembedahan saraf terjepit berlangsung akurat.

Bekas luka bedahnya hanya berupa dua titik dengan masing-masing ukuran setengah sentimeter. Titik satu untuk bedah, titik satu lagi untuk masuk teropong. Selesainya tanpa jahitan, seperti dilem.

Follow Warta Iptek di Google News