iklan space 728x90px

Kedutan Berulang pada Wajah, Apa Sih Penyebabnya?

WartaIptek.com - Anda mungkin pernah mengalami kedutan berulang pada wajah sebelah kiri, terutama pada mata. Tidak sedikit hal itu sering dialami sebagian orang dalam rentang satu tahun lamanya. Bahkan kedutan pada mata ini sering dihubungkan dengan mitos. Katanya kalau mata kedutan itu artinya akan mendapatkan uang atau untung.

Kedutan berulang dalam bahasa medis dikenal dengan istilah hemifacial spasm. Itu merupakan gangguan sistem saraf tatkala otot-otot di satu sisi wajah berkedut tanpa sadar. Ada dua jenis gangguan ini, segmental dan berulang. Untuk yang segmental, kedutan hanya terjadi sesaat. Pada jenis yang berulang, kedutan terjadi terus-menerus, bahkan penderita menyadarinya, tetapi tidak bisa menghentikannya karena kedutan terjadi pada saraf tidak sadar (otonom).

Kedutan terjadi karena gangguan pada sistem saraf wajah (nervousfascialis), terutama saraf nomor 7 dari 12 rangkaian saraf pada manusia. Lebih spesial lagi, kedutan terjadi saat saraf yang keluar dari saraf pusat, khususnya batang otak yang hendak menuju saraf perifer (tepi), tetapi malah bersinggungan dengan pembuluh darah. Akibataya, terjadi hang atau korslet dan menjadi kedutan segmental (sesaat). Jika bagian axon saraf mengalami inflamasi (peradangan) karena bersinggungan terus-menerus dengan pembuluh darah, ini membuat kedutannya menjadi berulang.

Meski demikian, penyebab kedutan tidaklah berkaitan dengan pola makan, gangguan virus atau bakteri, hingga penyakit lain. Hampir 90% kedutan disebabkan oleh gen seseorang. Setiap orang memiliki peta anatomi masing-masing. Termasuk anatomi atau bentuk dan ukuran pembuluh darah. Ada orang yang pembuluh darah di wajahnya membentuk lekukan yang teramat curam atau berkelok sehingga lebih mudah bersentuhan dengan saraf nomor 7. Ada yang ukurannya lebih besar, itu yang menyebabkan kedutan pada wajah.

Selain struktur histologi, sangat sedikit ditemukan penyebab kedutan, terutama pada kedutan berulang, adalah karena adanya benda asing di bagian wajah. Misalnya, tumor yang menyebabkan ganjalan dan menekan pembuluh darah sehingga menyentuh saraf.

Jika penderita hemifasial spasm tengah mengalami stres, kedutan dapat berlangsung lebih lama. Hal itu karena saat stres terjadi peningkatan hormon dan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.

Darah yang dipompa dengan cepat menyebabkan arus alirannya kencang melaju di pembuluh darah dan membuatnya bertambah besar. Persinggungan pembuluh darah tersebut dengan axon saraf lebih lama sehingga kedutannya juga berlangsung lama.

Oleh karena itu, sebagian besar penderita kedutan berulang ini adalah mereka yang memiliki beban berat, contohnya CEO atau pimpinan petusahaan yang memiliki tanggung jawab besar dan anak buah. Sebagian lagi penderita gangguan saraf ini adalah orang dewasa, di atas 40 tahun.

Mungkin itu disebabkan perubahan bentuk anatomi pembuluh darah seseorang. Semakin tua akan terjadi perkembangan dan terjadi perubahan morfologi, salah satunya pada pembuluh darah di bagian wajah. [Eva Fahas/Maman Soleman/PRM/21072019]

Follow Warta Iptek di Google News