iklan space 728x90px

Edward Jenner Penemu Vaksin Cacar

WartaIPTEK.com - Sejarah kebangkitan dan kemunduran penelitian soal penyakit cacar adalah kisah sukses bagi kesehatan masyarakat dan pengobatan modern. Kendati penyakit ini telah berhasil dihilangkan, namun ancaman kemunculannya kembali tetap menjadi kontroversi hingga sekarang.

Darimana cacar air berasal tak diketahui secara pasti, tapi diyakini bahwa penyakit ini semula berasal dari Afrika lalu menyebar ke Cina dan India ribuan tahun lalu. Epidemi cacar air ditemukan pertama kali pada 1350 SM selama perang Mesir-Hittite berlangsung. Cacar air mencapai Eropa antara abad kelima dan ketujuh dan hadir di berbagai kota utama Eropa pada abad 18. Epidemi di koloni Amerika Utara berlangsung pada abad ke 17 dan 18. Kala itu, cacar menjadi penyakit utama di berbagai belahan bumi, kecuali Australia dan beberapa pulau yang terisolasi. Jutaan orang meninggal di Eropa dan Meksiko akibat epidemi penyakit yang ketika itu belum ditemukan metode penyembuhannya. 


Kemunduran cacar air mulai terjadi ketika adanya pemahaman bahwa orang yang bertahan terhadap penyakit ini memiliki sistem kekebalan pada sisa hidup mereka. Hal ini mengarahkan kemudian pada apa yang disebut dengan variolasi, sebuah proses pemasukan zat ke tubuh orang yang sehat dengan materi infeksi dari orang yang terjangkiti virus cacar, dengan harapan orang tersebut membangun kekebalannya sendiri terhadap virus mematikan tersebut.

Metode variolasi pertama yang tertulis ditemukan pada 1022 hingga 1063 M menyangkut seorang biksuni Budha. Sang biksuni mengambil materi dari orang yang terjangkit cacar dan mengubahnya menjadi serbuk, lalu diberikan kepada orang yang belum memiliki kekebalan untuk penyakit ini. Pada 1700-an, metode variolasi sudah umum dilakukan di Cina, India, dan Turki. Pada akhir 1700-an, para dokter di Eropa menggunakan metode ini dan variolasi lainnya, namun terbukti mengakibatkan banyak kegagalan dan kejadian fatal. 

Langkah penting terhadap penghilangan penyakit ini dilakukan oleh seorang dokter asal Inggris, Edward Jenner. Pada 1796, Jenner mengambil cairan dari seorang pemerah susu yang terkena cacar sapi yang lebih ringan, lalu memasukkan ke tubuh seorang anak laki-laki berumur 8 tahun. Enam minggu kemudian, ia memasukkan virus cacar air ke tubuh anak laki-laki itu, dan terbukti ia tak mengalami gejala penyakit ini. Jenner kemudian menamakan metodenya ini sebagai "vaccine". Kendati sempat menuai ejekan, metode Jenner kemudian dipergunakan secara luas. Pada 1800, sekira 100.000 orang telah divaksinasi di seluruh dunia.

Vaksin modern pertama yang mendapat lisensi FDA diambil dari cairan lemah virus yang dinamakan cairan New York City Board of Health. Vaksin ini dihasilkan oleh Wyeth Laboratories dan memiliki lisensi dengan nama Dry vax. Serangan cacar air terakhir di AS terjadi pada 1949 di Texas dengan 8 kasus dan 1 meninggal. Kendati kebanyakan wilayah Amerika Utara, Eropa Barat, Australia dan Selandia Baru telah terbebas dan penyakit ini, negara-negara lain seperti India dan di kawasan Afrika masih terus dihantui epidemi cacar.

Pada 1967, WHO memulai kampanye di seluruh dunia untuk memusnahkan cacar. Program ini diselesaikan dalam tempo 10 tahan lewat kerja keras dalam bentuk vaksinasi besar-besaran. Kasus endemik terakhir terjadi di Somalia pada 1977. Pada 8 Mei 1980 Dewan Kesehatan Dunia mengumumkan secara resmi bahwa dunia telah bebas dari penyakit cacar.

AS menghentikan vaksinasi bagi masyarakat umum pada 1972, tapi masih melanjutkannya untuk personel militer. Kemudian muncul rekomendasi pada 1986 untuk menghentikan vaksinasi bagi personel militer, dan vaksinasi secara resmi dihentikan bagi rekrutmen militer di AS pada 1990.

Follow Warta Iptek di Google News

0 Response to "Edward Jenner Penemu Vaksin Cacar"

Posting Komentar

Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif! Terima kasih.