iklan space 728x90px

Mengenal Jenis Jamur pada Karpet Penutup Lantai

WartaIPTEK.com - Iklim negara kita yang panas dan lembab merupakan lingkungan yang ideal bagi aneka mikroorganisme tropik, antara lain jamur. Berbagai jenis jamur dapat hidup di mana-mana dalam berbagai bentuk ekosistem, di atas bermacam substrat. pada habitat yang sangat beraneka ragam. Penyebarannya juga sangat luas melalui spora yang leluasa berterbangan di udara, dalam tanah atau pun dalam permukaan benda.

Penyebaran spora biasanya dibawa oleh angin dan merupakan polutan udara, dan bersifat alergenik pada manusia. Alergen tersebut sangat penting peranannya pada alergi jalan napas dan asma bronchiole (Patterson, 1972). Berbagai jenis jamur menimbulkan alergi, antara lain Alternaria tennis, Hermodendrum, Cladospora, Aspergillus flavus, A.fumigatus, dan Penicillium (Konthen, 1981).



Fusarium merupakan jenis jamur yang tersebar luas dalam tanah dan substrat organik, patogen pada tanaman, apabila terkontaminasi oleh hewan dapat mematikan dan penyebab mikotoksiskosis pada ternak. Namun peranan jamur sebagai penyebab kerusakan karpet belum pernah mendapat perhatian. Adanya jamur yang tumbuh pada karpet mengakibatkan beberapa kerugian, di antaranya terjadi perubahan warna dan bau apak pada karpet.

Sebuah penelitian (Nunik S A, Enny WS, Marvel Renny, 1993) bertujuan untuk melakukan inventarisasi jenis jamur yang ditemukan pada karpet penutup lantai. Beberapa jenis jamur tertentu yang terdapat pada karpet dapat menyebabkan alergi terhadap manusia dan penyebab penyakit pada hewan. Isolat jamur didapat dari ruang kerja dan ruang tamu keluarga yang tertutup karpet.

Isolasi dilakukan dengan memodifikasi teknik Cotton ether (Samson, 1984), di mana digunakan medium agar Sabouraud sebanyak kurang lebih 25 cc/cawan petri, lalu bagian tertentu dari karpet yang akan diperlakukan digosok/diusap ether menggunakan kapas steril. Medium agar Subouraud diambil kurang lebih 0,5 cm menggunakan pinset steril dan diletakkan pada bagian karpet selama kurang lebih 15 menit, lalu dimasukkan kembali ke cawan.

Berikutnya dilakukan inkubasi pada suhu 30 derajat Celsius selama 5-7 hari. Pengamatan dilakukan pada hari ketiga dan diulangi pada hari kelima, dan isolatnya dimurnikan kemudian diidentifikasi. Sebagai kontrol digunakan media Subouraud yang terbuka.

Temuan jenis jamur
Berdasarkan penelitian jenis jamur dalam ruang kerja yang tertutup karpet ditemukan tiga spesies Aspergillus, yaitu Aspergillus niger, Aspergillus ochraceus, Aspergillus candidus, dan lima spesies Fusarium, yaitu Fusarium vertisilliodes, F. sporotftichiodes, F. acuminatum, F. aquaeducatuum, dan F. penicilliodes. Di samping itu ditemukan Epicoccum Sp.

Sedangkan jenis jamur yang ditemukan pada ruang tamu keluarga (rumah tinggal) adalah empat spesies Aspergillus, yaitu A. niger, A.fumigatus, A. nidulans, A. ochraceus, dan tiga spesies Fusarium, yaitu F verticilliodes, F aquaeductuum, dan F. penicilliodes.

Jenis jamur yang didapatkan pada kontrol di ruang kerja adalah empat spesies Aspergillus, yaitu A. niger, A. candidus, A.vesicolor, A. ochraceus, dan tiga spesies Fusarium, yaitu F. acuminatum, F. sporotrichiodes dan F. aquaeductuum. Jenis jamur yang ditemukan pada kontrol di ruang tamu keluarga adalah empat spesies Aspergillus, yaitu A. niger, A. nidulans, A. ochraceus, dan satu spesies Fusarium aquaeductuum. Didapatkan pula bakteri.

Di ruang perkantoran yang berkarpet (ruang A) didapatkan jenis jamur yang lebih beragam dibandingkan dengan ruang tamu keluarga (ruang B). Kelompok ruang A, jenis jamur Fusarium lebih dominan. Menurut Samson (1984), sebagian besar Fusarium habitatnya adalah di tanah. Jadi, jenis-jenis Fusarium yang ditemukan di ruang A diduga merupakan kontaminan dari tanah yang menempel pada alas kaki yang biasa tidak dilepas sewaktu memasuki ruang kerja. Hal ini berbeda dengan kondisi di ruang B, karena hanya ditemukan tiga spesies Fusarium. Diduga berhubungan dengan kebiasaan melepas alas kaki sewaktu masuk ke ruang tamu keluarga.

Pengaruh meubel
Aspergillus niger merupakan spesies yang dominah baik pada ruang A maupun ruang B. Seperti diungkapkan Frederick (1949), A. niger dapat menggunakan beraneka ragam bahan organik sebagai sumber makanan, sehingga merupakan jamur yang mudah dijumpai di alam bebas.

Di ruang perkantoran tidak dijumpai A. nidulans, hal ini diduga ada hubungannya dengan macam perabotan yang berada di kantor terbuat dari bahan sintetis, di mana hanya bahan yang terbuat dari kapas atau bahan yang lain lebih disukai jamur dibandingkan bahan plastik. Menurut Samson (1984), habitat A. nidulans adalah semua bahan yang terbuat dari kapas.

Untuk perlakuan pada kontrol digunakan medium agar Sabouraud terbuka selama 15 menit, sedangkan pada perlakuan hanya menggunakan waktu 5 menit. Hal ini dilakukan untuk menghindari kontaminan dari udara. Pada karpet penutup lantai di ruang tamu keluarga (kelompok ruang B), hanya ditemukan A. ocharaceus, sedangkan pada kontrol di ruangan tersebut dijumpai tiga spesies Aspergillus, yaitu A. niger, A, nidulans, dan A. fumigatus. Hal ini disebabkan karena sebagian besar perabotan terbuat dari bahan alami (kapas). Tiga ruang perkantoran pada kelompok ruang A tidak ditumbuhi jamur, hal ini disebabkan ketiga ruangan tersebut mendapat sinar matahari yang cukup.

Jadi, untuk menghindari adanya jamur sebaiknya karpet penutup lantai sering dibersihkan dengan vacuum cleaner dan dijemur. Dan sebaiknya perabotan yang digunakan berasal dari bahan-bahan sintetis.

Follow Warta Iptek di Google News