4 Teknologi Pengolahan Buah Melinjo Untuk Bisnis UKM
WartaIPTEK.com - Tanaman
melinjo tumbuh hampir di setiap daerah di Indonesia, terutama di Pulau Jawa,
Aceh, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Pulau Lombok dan lain-lain. Melinjo
banyak manfaatnya, hampir seluruh bagian tanaman melinjo dapat dimanfaatkan
terdiri dari daun muda, bunga, kulit biji tua, dapat digunakan sebagai bahan
sayuran yang cukup populer di kalangan masyarakat bahkan kulit tua setelah
diberi bumbu kemudian digoreng menjadi makanan ringan (gangsir) yang cukup
lezat. Hampir semua makanan yang berasal dari tanaman melinjo mempunyai
kandungan gizi yang cukup tinggi, selain karbohidrat juga mengandung lemak.
protein, mineral, dan vitamin.
Umumnya
hasil panen melinjo diolah menjadi emping, sedangkan bunga dan daun yang
dikenal dengan nama kroto dan so (sayuran). Buah melinjo setelah panen tidak
langsung dijual tetapi disimpan sebagai persediaan saat paceklik. Tempat
penyimpanan yang baik adalah tempat terbuka dan dingin. Penyimpanan yang terlalu
lama yaitu diatas tiga bulan akan pengaruhi kualitas. Hasil panen yang melimpah
membuat sebagian buah melinjo rusak karena tidak tertanggulangi oleh para
petani, untuk itu diperlukan penanganan dan teknologi untuk menanggulangi buah
melinjo yang melimpah tersebut agar tahan lama dan tidak rusak.
Salah satu
produk pertanian yang memiliki protein cukup tinggi adalah buah melinjo. Selama
ini pemanfaatan biji melinjo menjadi bahan olahan yang memiliki masa simpan
relatif lama dan bernilai ekonomis tinggi masih minim. Bayu Iskandar (2003)
melaporkan bahwa pengolahan melinjo menjadi tepung merupakan alternatif utama
dengan prospek yang baik untuk dikembangkan. Hal ini karena pengolahan tepung
cukup sederhana, tepung melinjo lebih tahan untuk disimpan, memberi nilai
tambah yang tinggi dan dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan dan dapat
berfungsi sebagai bahan substitusi tepung terigu. Sedangkan Lia Yuliati (2003),
menformulasikan tepung melinjo pada pembuatan cookies. Fithri Handayani (2003),
telah mencoba formulasi pembuatan emping stick melinjo yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu, bentuk tampilan, sekaligus meningkatkan pendapatan pengrajin
emping.
Tepung Melinjo
Salah satu
alternatif penanganan pengolahan biji melinjo menjadi tepung. Proses pembuatan
tepung pada umumnya dilakukan dengan cara pengeringan yaitu dengan metode
pengeringan buatan dan metode pengeringan seeara alami menggunakan sinar
matahari dimana suhu, kelembaban udara dan kecepatan pengeringan tergantung
keadaan cuaca. Pada proses pengeringan buatan, besarnya suhu, kelembaban udara,
aliran udara panas dan kecepatan pengeringan dapat diatur di dalam alat
pengering tanpa bantuan cuaca. Biji melinjo yang sudah tua merupakan bahan baku
pembuatan tepung yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
Pengeringan
adalah suatu metoda untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari
suatu bahan dengan cara menguapkan air menggunakan energi panas dimana tujuan
pengeringan untuk pengawetan. Pengeringan dengan buatan, bahan yang dikeringkan
akan seragam mutunya, prosesnya cepat serta terhindar dari pengotoran bahan
asing.
Proses
pembuatan tepung melinjo pada prinsipnya mengurangi kadar air hingga 7-12%
dari daging buah melinjo. Proses pembuatan tepung melinjo dilakukan dengan cara
mengupas kulit luar melinjo untuk mendapatkan sake, lalu sake tersebut disangray
dengan menggunakan wajan dan pasir, lalu melinjo dikupas dengan menggunakan
alat agar cepat terkelupas. Setelah didapat daging melinjo lalu dimasukkan ke
dalam pengering buatan dengan lama dan suhu tertentu untuk dijadikan tepung
melinjo. Pengolahan melinjo menjadi tepung merupakan alternatif utama dengan
prospek yang baik untuk dikembangkan. Hal ini karena pengolahan tepung tepung
cukup sederhana, tepung lebih tahan disimpan, memberi nilai tambah yang lebih
tinggi dan dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan dan dapat disubstitusi
dengan tepung lain.
Pembuatan "Cookies"
Umumnya
tepung terigu merupakan bahan utama dalam pembuatan cookies atau kue kering.
Diharapkan pengembangan formulasi untuk kue dengan menggunakan bahan-bahan
berasal dari biji-bijian, dan umbi-umbian seperti dari singkong, tepung ubi
jalar, tepung beras, pati jagung dan kedelai serta tepung melinjo sebagai bahan
substitusi tepung terigu dalam pembuatan biscuit, cookies, crackers. Alternatif
pengganti tepung terigu juga bermanfaat bagi mereka yang tidak tahan akan
glutein yang terdapat pada tepung terigu. Tepung melinjo yang disubtitusikah
dapat memberikan cita rasa dan diversifikasi produk yang dihasilkan serta
bernilai gizi tinggi.
Cookies
adalah jenis biskuit yang terbuat dari adonan lemak berkadar lemak tinggi,
relatif renyah dan bila dipatahkan potongan bertekstur kurang padat. Cookies
adalah produk makanan kering yang dibuat dengan memanggang adonan yang
mengandung bahan dasar terigu, lemak dan bahan pengembang.
Tepung
melinjo memiliki protein rendah (7-9%), sehingga cocok dijadikan substitusi
tepung terigu untuk pembuatan cookies, kandungan protein tinggi akan menyebabkan
tekstur yang keras dan penampakan yang kasar. Mutu cookies tergantung pada formulasi
cookies, cara pengolahan dan pengemasan. Salah satu proses pengolahan dalam
pembuatan cookies adalah pemanggangan, dimana pemanggangan tergantung dari
jenis alat pemanggang, suhu dan lama pemanggangan. Lamanya suhu berkisar 160 derajat
Celcius dengan waktu 20 menit.
Proses
pembutan cookies atau kue kering meliputi persiapan bahan, pencampuran
(pembentukan komponen dan pembentukan adonan), pencetakan, pemanggangan,
pendinginan dan pengemasan. Seluruh tahap proses pembuatan cookies tersebut
sangat berpengaruh pada penampakan dan kualitas produk akhir.
Emping Melinjo
Upaya
penganekaragaman hasil olahan buah melinjo selama ini adalah membuat emping
melinjo. Pengolahan buah melinjo menjadi emping selama ini dilakukan dengan
peralatan sederhana dan lebih banyak dalam bentuk industri rumahan. Ditinjau
dari komposisi zat gizinya emping mengandung lebih banyak karbohidrat dibanding
komponen lainnya.
Proses
pembuatan emping masih menggunakan peralatan yang bersifat sederhana seperti
pisau, pengupas kulit luar, wajan pemanggang, palu pemecah tempurung dan alat
pemipih daging biji. Alat yang sudah dimodifikasi oleh jurusan teknologi pangan
yaitu pemecahan bagian tempurung dan pemipihan daging buah tidak menggunakan
alat berupa palu yang dipukul satu persatu, tetapi telah dikembangkan alat
untuk memecahkan tempurung menggunakan mesin yang berputar cepat dan membanting
sake (melinjo tanpa kulit luar) yang sudah kering sehingga pecah. Alat ini
dilengkapi dengan motor penggerak sehingga operasi sifatnya berkesinambungan.
Pengupasan tempurung lebih cepat. Perbaikan peralatan pembuatan emping
dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas produk dan mutu emping yang dihasilkan.
Proses
pembuatan emping melinjo dilakukan penyangraian tujuannya untuk memudahkan
mengelupasnya kulit tempurung pada saat dimasukkan pada alat pemecah tempurung.
Penyangraian merupakan teknologi pengolahan sederhana yang cocok diterapkan di rumah
tangga dan dapat digunakan untuk menyiapkan makanan bergizi siap makan.
Penyangraian dengan atau tanpa pasir sangat baik diterapkan pada biji-bijian
seperti beras, jagung, sorghum dan kacang-kacangan karena panas dapat
mengaktifkan enzim, membunuh mikroba, memperbaiki daya cerna dan menghasilkan
rasa dan aroma khas sangrai.
Emping "Stick" Melinjo
Proses
utama dari pembuatan emping stick melinjo ini yaitu, pengupasan, pengukusan,
penghancuran biji melinjo, pembentukan stick, pengeringan, dan penggorengan.
Faktor yang harus diperhatikan adalah lama pengeringan dan lama penggorengan
dan diharapkan emping stick melinjo yang seragam, dalam bentuk, tekstur, warna
dan kerenyahan, serta mutu yang baik.
Proses
pembuatan emping stick melinjo diawali dengan persiapan bahan baku yaitu: buah
melinjo dikupas kulit luarnya dengan pisau sehingga diperoleh buah melinjo
berupa klathak (buah melinjo tanpa kulit luar). Buah melinjo berupa klathak
tersebut digoreng sangrai (digoreng tanpa minyak) dengan pasir atau tanpa
pasir. Buah melinjo (khlathak) yang telah disangrai dikupas kulitnya (tempurungnya)
dengan cara dipukul pelan-pelan (tidak terlalu keras) memakai munthu hingga
kulit yang keras tersebut pecah. Setelah kulit keras tersebut pecah, kemudian
dibersihkan dengan cara ditampi sehingga didapatkan daging buah melinjo yang
bersih dan lalu dicuci. Setelah itu dilakukan pengukusan selama 30 menit yang
bertujuan untuk melunakkan daging buah melinjo agar memudahkan penggilingan.
Setelah
dikukus daging buah melinjo dipindahkan ke dalam baskom dan ditambah bumbu yang
diinginkan sambil diaduk-aduk hingga merata dan siap untuk digiling. Daging
buah melinjo yang telah diberi bumbu digiling sampai lembut. Cara menggiling
daging buah melinjo dapat menggunakan peralatan manual atau mesin penggiling
daging. Agar diperoleh hasil yang baik, penggilingan dapat dilakukan 3 sampai 5
kali sehingga menjadi adonan emping setengah basah lembut seperti pasta yang
liat.
Adonan
emping yang telah berbumbu sedikit demi sedikit dimasukkan ke dalam mollen
dengan ketebalan tertentu sehingga menghasilkan lempengan panjang. Lempengan
hasil penggilingan pertama biasanya belum menghasilkan adonan yang halus, maka
perlu dilakukan penggilingan dua sampai tiga kali untuk mendapatkan hasil
adonan yang lembut. Pada penggilingan terakhir ini, adonan tersebut dapat
langsung dipotong dengan menggunakan pisau dengan panjang potongan antara 4-5
cm.
Potongan-potongan
adonan emping dimasukkan ke dalam molen untuk dipotong lagi pada ukuran mie (stick) dengan ukuran lebar dan panjang sesuai
keinginan. Lalu emping stick melinjo diangin-anginkan lalu dijemur di panas
matahari hingga kering selama 1 - 2 hari atau dengan menggunakan alat pengering
pada suhu 70 derajat Celcius selama 3 jam. Emping stick melinjo harus benar-benar
kering untuk siap digoreng.
Penggorengan
emping stick melinjo memerlukan minyak goreng yang berkualitas baik agar emping
stick melinjo yang dihasilkan tidak mengalami tengik. Penggorengan emping stick
melinjo yang tepat akan menghasilkan emping stick melinjo yang berwarna putih bersih
kekuning-kuningan dan renyah.
Emping
stick melinjo dapat dipasarkan dalam bentuk mentah ataupun dalam bentuk matang.
Emping stick melinjo yang akan dipasarkan tersebut harus dikemas dengan baik
dan menarik. Tujuan pengemasan antara lain mempertahankan kualitas produk,
menjaga kebersihan, mempermudah transportasi atau distribusi dan memberi daya
tarik kepada konsumen karena desain kemasan yang menarik. [Sumber : Hasnelly, Dosen
Jurusan Teknologi Pangan Unpas Bandung]
Follow Warta Iptek di Google News
0 Response to "4 Teknologi Pengolahan Buah Melinjo Untuk Bisnis UKM"
Posting Komentar
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif! Terima kasih.