iklan space 728x90px

Bechdel Test Festival dan Representasi Perempuan dalam Karya Film


Bechdel Test Fest diselenggarakan untuk pertama kalinya pada tahun 2014. Festival tersebut memutar film-film yang menampilkan representasi wanita yang positif dan dinamis di dunia film. Menurut bechdeltestfest.com, film-film harus lolos Bechdel Test atau Tes Bechdel terlebih dulu untuk bisa berkiprah dalam festival tersebut.

Pada tahun 1985 istilah Bechdel Test mulai dipopulerkan oleh Alison Bechdel, seorang kartunis Amerika yang memperkenalkan tes tersebut dalam sebuah komik strip dan temannya Liz Wallace, yang oleh kartunis itu dianggap sebagai pencipta tes tersebut. Sehingga kadang tes tersebut disebut Bechdel-Wallace Test.

Di dalam salah satu cerita komik strip Dykes to Watch Out For yang berjudul The Rule dikatakan bahwa sebuah film lolos Bechdel Test bila memenuhi tiga kriteria yakni setidaknya terdapat dua karakter perempuan, karakter perempuan tersebut harus memiliki nama, dan tokoh perempuan tersebut saling berinteraksi atau berdialog membahas selain mengenai laki-laki.

Bechdel Test ini muncul dilatarbelakangi oleh masih minimnya peran perempuan yang signifikan dalam sebuah film atau karya fiksi lainnya seperti musik dan game. Walaupun dalam perkembangannya selanjutnya keberadaan Bechdel Test mengundang pro dan kontra sebab kriteria itu tidak dapat menjadi patokan dalam menetapkan representasi perempuan dalam film.

Tes Bechdel ini tidak untuk memberikan sebuah justifikasi pada kualitas karakter perempuan ataupun kualitas penilaian baik atau buruknya sebuah karya film. Pasalnya film yang baik pun belum pasti akan lolos dari kriteria tes tersebut, namun ada pula film yang tidak membawa tema feminisme dapat lolos dari tes itu.

Berikut ini beberapa contoh film terbaru yang lolos dan gagal Bechdel Test yang diambil langsung dari https://bechdeltest.com/ :

  • Don't Look Up (Adam McKay, 2021), lolos tetapi banyak orang berkomentar tidak feminis.
  • Licorice Pizza (Paul Thomas Anderson, 2021), lolos namun salah satu dari 2 wanita tidak disebutkan namanya dengan jelas.
  • Nightmare Alley (Guillermo del Toro, 2021), gagal namun seseorang berpendapat bahwa secara teknis 2 wanita bernama memang berbicara satu sama lain, walaupun cuma 1 baris.
  • Tick, Tick … Boom! (Lin-Manuel Miranda, 2021), lolos namun "percakapan" adalah lagu atau secara tidak langsung terhubung dengan karakter utama pria.
  • One Night in Miami (Regina King, 2020), gagal lolos karena tidak benar-benar mempunyai karakter perempuan dengan durasi yang cukup lama untuk melakukan percakapan yang sebenarnya.

Kriteria Bechdel Test pun mulai berkembang tak cuma merujuk pada tiga kriteria tersebut di atas sehingga muncullah tes-tes yang lainnya untuk mengetahui keterwakilan perempuan dalam sebuah film. Misalnya saja Pierce Test yang diciptakan oleh Kimberly Pierce. 

Kriteria dari Pierce Test ini ternyata lebih kompleks dari Bechdel Test diantaranya adalah karakter perempuan mesti mempunyai ceritanya sendiri, memiliki kebutuhan dan keinginan sendiri, memiliki ambisi untuk mengejar keinginannya, dan penonton harus dapat  mengerti ataupun berempati pada karakter itu. Film The Hunger Games dan Frozen adalah salah satu film yang lolos kriteria ini.

Demikianlah sekilas informasi tentang Bechdel Test yang penting Anda ketahui. Silahkan kunjungi  https://bechdeltestfest.com/ untuk informasi selengkapnya.

Follow Warta Iptek di Google News

0 Response to "Bechdel Test Festival dan Representasi Perempuan dalam Karya Film"

Posting Komentar

Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif! Terima kasih.