iklan space 728x90px

Tes DNA, Yuk Kenali Lebih Jauh!

WartaIptek.com - Tes DNA merupakan prosedur untuk mengetahui informasi genetika seseorang. Melalui tes ini, seseorang bisa mengetahui garis keturunan dan risiko penyakit tertenttf di masa mendataig.

Banyak orang mengajukan opsi tes DNA sebagai jalan keluar sebuah persengketaan yang berhubungan dengan garis keturunan. Di sisi lain, banyak juga yang awam mengenai tes DNA yang sesungguhnya. Bagaimana cara mendapatkannya, mekanisme-nya, hingga apa yang dibutuhkan untuk menempuh tes tersebut.

DNA yang merupakan kependekan dari deoxyribonucleic acid atau asam deoksiri-bonukleat adalah asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika dan diwarisi dari orangtua. Inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit, dan karakter biologis dari manusia.

Metode yang digunakan dalam tes DNA adalah dengan mengidentifikasi fragmen-fragmen dari DNA itu sendiri. Secara sederhananya, tes DNA adalah metode untuk mengidentifikasi, menghimpun, dan menginventarisasi penanda khas karakter tubuh seseorang.

Tes DNA dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Secara garis besar, tes DNA terbagi dua, yaitu untuk mengetahui kemungkinan penyakit genetik atau untuk keperluan forensik.

Dalam tes DNA forensik, serangkaian DNA diidentifikasi untuk kepentingan hukum pidana, perdata, atau penyelesaian sengketa. Berbeda dengan pengujian lain, tes DNA forensik tidak digunakan untuk memeriksa mutasi gen terkait penyakit. Pengujian ini dapat digunakan untuk mengetahui identitas orangtua dari seorang anak juga mengidentifikasi bagian tubuh korban bencana, seperti kebakaran atau tsunami.

Kasus-kasus yang membutuhkan tes DNA, misalnya, anak yang tertukar, mencari ayah biologis, memastikan ahli waris, hingga keperluan keimigrasian. Untuk menjalankan tes DNA, seseorang haras dites berdasarkan kesukarelaan. Semua bagian tubuh yang mengandung sel bisa digunakan sebagai sampel tes DNA. Bahkan, gigi dan tulang. Namun, yang paling baik adalah darah karena banyak mengandung sel. Kini, pemeriksaan sudah cukup sensitif, sampel bisa didapatkan dari yang termudah didapatkan, yaitu memanfaatkan air liur atau dengan menyeka bagian dalam mulut. Itu lebih tidak menyakitkan, terutama untuk anak-anak.

Prosedur
Di dalam inti sel, DNA membentuk satu kesatuan untaian yang disebut kromosom. Setiap sel manusia yang normal memiliki 46 kromosom yang terdiri atas 22 pasang kromosom somatik dan 1 pasang kromosom seks (XX atau XY).

Setiap anak menerima setengah pasang kromosom dari ayah dan setengah pasang kromosom lain dari ibu sehingga setiap individu membawa sifat yang diturunkan baik dari ibu maupun ayah. Hal itulah yang bisa mengungkapkan asal usul keturunan.

Untuk mendapatkan tes DNA, pasien haras mendatangi ramah sakit atau laboratorium tes DNA, kemudian menyampaikan masalah yang dimiliki. Prosedur tes DNA bisa disesuaikan dengan tujuan pelaksanaan tes.

Untuk masalah yang berbeda, akan melalui proses tes yang berbeda. Yang haras diingat, tes DNA juga haras ada pembandingnya sehingga bisa disimpulkan.

Setelah sampel diperoleh, selanjutnya dikirim ke laboratorium untuk diperiksa. Diperlukan waktu dua hingga tiga minggu untuk mendapatkan hasilnya. Dari segi biaya, besarannya bervariasi, bergantung pada jenis dan tingkat kesulitan tes itu sendiri.

Ada protokol ketat yang mutlak haras dilakukan ketika melakukan tes DNA sehingga kemungkinan eror dalam pelaksanaan tes bisa dihilangkan. Biasanya kalaupun ada eror, kemungkinannya berasal dari tahap pengambilan sampel. Kontaminasi juga mungkin terjadi, apalagi ketika sampel diambil saat berada di tengah-tengah olah kejadian pidana. Oleh karena itu, pengambilan sampel haras benar-benar steril dan berhati-hati sehingga kemungkinan kesalahan bisa ditekan.

Ada pun kesulitan yang tak sedikit dihadapi adalah aspek sosiologis yang timbul dari persengketaan tersebut. Untuk menghindari prasangka, sampel harus diambil di depan kedua pihak yang bersengketa dan meyakinkan bahwa dokter konsultan dalam posisi netral, tidak ada keberpihakan ke pihak mana pun. 

Untuk Janin
Pertanyaan yang juga sering muncul terkait dengan tes DNA adalah apakah janin di dalam kandungan bisa diuji tes DNA Seeara teknis, tes DNA bagi janin di dalam kandungan bisa dilakukan tetapi dengan risiko yang besar.

Untuk janin di dalam kandungan, tes DNA dilakukan dengan mengambil cairan amnion atau air ketuban melalui prosedur amniosentesis atau dengan chorionic villus sampling yang mengambil sampel jaringan plasenta. Namun, kedua jenis tes pada janin tersebut memiliki risiko membuat ibu mengalami gangguan hingga keguguran karena itu merupakan tindakan invasif pada kandungan. Diperlukan konsultasi mendalam sebelum tindakan ini dilakukan.

Saat ini sudah berkembang pemeriksaan DNA janin dalam kandungan tanpa harus mengambil sampel melalui tindakan invasif pada kandungan, tetapi cukup mengambil darah ibu. Akan tetapi, karena DNA janin dalam darah ibu jumlahnya sangat sedikit, maka darah yang diambil cukup banyak dan secara teknis masih cukup sulit. [Maman Soleman/Endah Asih/PRM/07-07-2019]

Follow Warta Iptek di Google News