iklan space 728x90px

Daniel Ek, Founder Spotify, Sang Juru Selamat Industri Musik Dunia


WartaIptek.com - Spotify mungkin Anda pernah samar-samar mendengarnya, namun belum mengetahui pasti apa itu tepatnya. Di Amerika dan Eropa, Spotify sudah menjadi sebuah layanan yang sifatnya wajib bagi para penikmat musik. Spotify adalah layanan streaming musik online yang saat ini sedang berkembang pesat. Menggunakan sistem berlangganan, maka pengguna diharuskan membayar beberapa dolar untuk menikmati jutaan musik yang ada dari berbagai artis ternama secara legal. Daniel Ek adalah sang pendirinya.

Tren Baru Streaming Musik Berbayar

Sekitar 12 tahun lalu, pria yang lahir pada 21 Februari 1983 di Swedia ini melakukan sebuah pendekatan yang berani kepada berbagai label rekaman, yakni menawarkan produk mereka yakni musik untuk disewakan bukannya diperjualbelikan. Pada jaman itu tentunya hal tersebut tidak wajar karena membawa kesan akan membunuh industri musik, bukannya sebagai tindakan penyelamatan seperti yang dijelaskan oleh Ek.

Namun siapa yang tahu jika saat ini layanan streaming berlangganan justru menjadi penyelamat dari industri musik? Apalagi setelah jebloknya penjualan album fisik selama beberapa tahun terakhir ini. Maka transaksi musik digital menjadi ladang jualan baru bagi para musisi.

Berkat usahanya, saat ini Spotify akan muncul di benak pengguna internet jika memikirkan kata "streaming", sama seperti Google jika memikirkan kata "searching." Pada bulan Oktober 2013, telah terdapat 20 juta lagu yang tersedia untuk 24 juta pelanggan di 32 negara. Pengguna dapat menikmati secara gratis (dengan adanya iklan dan batasan 10 jam per bulan), membayar $4,99 per bulan, atau membayar $9,99 untuk dapat mendengarkan pada perangkat mobile.

Pada tahun 2009 dimana mulai gencarnya perangkat mobile seperti smartphone dan tablet, dimulailah dimana tren para pengguna untuk berlangganan layanan streaming musik. Bahkan 20-25% pengguna Spotify melakukan upgrade dari versi gratis manjadi berbayar.

Tuntutan Pirate Bay

Sejak kecil Daniel Ek sudah jatuh cinta dengan musik. Baik kakek maupun neneknya adalah musisi. Bahkan Ek juga pernah menulis beberapa lagu. Hal tersebut dipadukan dengan kecintaannya dengan dunia komputer dengan mendesain website saat masih sekolah.

Setelah drop out dari Royal Institute of Technology, ia menjadi programmer dari perusahaan marketing internet bernama Tradedoubler. Bergelimang dengan harta, terryata tak membuat Ek bahagia. Ia pun menjual Ferrari-nya dan meninggalkan kehidupan hedon dan mulai berteman dengan mantan karyawan Tradedoubler yakni Martin Lorentzon. Keduanya pun berkolaborasi pada sebuah proyek baru, yakni Spotify. Yang menurut Ek adalah penggabungan dari kata "spot" dan "identify."

Spotify pun mulai aktif (terbatas undangan saja) pada negara Skandinavia, UK, Perancis dan Spanyol pada Oktober 2008. Beberapa bulan setelah itu, beberapa jaksa dari Swedia dan berbagai pihak industri musik internasional menggiring website torrent yakni Pirate Bay ke pengadilan. Hasilnya adalah undang-undang anti pembajakan di wilayah Uni Eropa. Para pengguna internet di wilayah tersebut pun tidak dapat menikmati musik (dan konten lain) bajakan dengan bebas. Hal tersebut menjadi "berkah" untuk Spotify. Dengan semakin tingginya kesadaran orang akan pembajakan, maka orang-orang pun berbondong-bondong menggunakan Spotify.

Kunci dari bisnis semacam Spotify ini adalah pembayaran royalti. Dijelaskan bahwa sekitar 70% pendapatan dari biaya berlangganan dibayarkan untuk industri musik, khususnya untuk pemegang hak cipta sebuah lagu. Tentu saja pendapatan musisi akan semakin tinggi jika para pengguna berlangganan semakin bertambah.

Saat Spotify dirilis di Amerika Serikat pada tahun 2011, penggunanya pun meningkat pesat. Pada Februari 2013, Spotify telah mengeluarkan $500 juta untuk pembayaran royalti. Di awal 2014 angka tersebut bisa 2 kali lipat besarnya.

Menurut Ek, saat ini orang lebth sering menikmati musik, namun industri musik justru berjalan sebaliknya dan bahkan dikatakan ambruk untuk soal penjualan secara fisik. Maka dari itu harus dibentuk sebuah model bisnis berbeda, dan ini berhasil dalam bentuk layanan musik streaming berlangganan.

Follow Warta Iptek di Google News

0 Response to "Daniel Ek, Founder Spotify, Sang Juru Selamat Industri Musik Dunia"

Posting Komentar

Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif! Terima kasih.