iklan space 728x90px

Menguak Fenomena Tsunami dari Gempa Bumi

WartaIPTEK.com - Gempa bumi bukanlah suatu hal yang baru bagi rakyat kita. Gempa bumi bisa disebabkan oleh berbagai sumber, antara lain letusan gunung berapi (erupsi vulkanik), tumbukan meteor, ledakan bawah tanah (seperti uji nuklir), dan pergerakan kulit Bumi. Yang paling sering kita rasakan adalah karena pergerakan kulit Bumi atau disebut gempa tektonik.

Berdasarkan seismologi (ilmu yang mempelajari fenomena gempa Bumi), gempa tektonik dijelaskan oleh "Teori Lapisan Tektonik". Teori ini menyebutkan, lapisan bebatuan terluar yang disebut lithosphere atau litosfer mengandung banyak lempengan. Di bawah litosfer ada lapisan yang disebut athenosphere, lapisan ini seakan-akan melumasi bebatuan tersebut sehingga mudah bergerak.


Di antara dua lapisan ini, bisa terjadi tiga hal, yaitu lempengan bergerak saling menjauh, maka magma dari perut Bumi akan keluar menuju permukaan Bumi. Magma yang sudah dipermukaan bumi ini disebut lava. Lempengan bergerak saling menekan, maka salah satu lempeng akan naik atau turun, atau dua-duanya naik atau turun. Inilah cikal gunung atau lembah, atau lempengan bergerak berlawanan satu sama lain, misalnya satu ke arah selatan dan satunya ke arah utara.

Ketiga prediksi tersebut akan menimbulkan getaran yang dilewatkan oleh media tanah dan batu. Getaran ini disebut gelombang seismik (seismic wave), bergerak ke segela arah. Inilah yang disebut gempa. Lokasi di bawah tanah tempat sumber getaran disebut fokus gempa.

Jika fenomena lempengen bergerak saling menekan atau bertemu terjadi di dasar laut, ketika salah satu lempengan naik atau turun, maka volume daerah di atasnya akan mengalami perubahan kondisi stabilnya. Apabila lempengan itu turun, maka volume daerah itu akan bertambah. Sebaliknya apabila lempeng itu naik, maka volume daerah itu akan berkurang.

Perubahan volume tersebut akan memengaruhi gelombang laut. Air dari arah pantai akan tersedot ke arah tersebut. Gelombang-gelombang (tidak hanya sekali) menuju pantai akan terbentuk karena massa air yang berkurang pada daerah tersebut (efek dari hukum Archimedes); karena pengaruh gaya gravitasi, air tersebut berusaha kembali mencapai kondisi stabilnya. Ketika daerah tersebut cukup luas, maka gelombang tersebut mendapatkan tenaga yang lebih dahsyat. Inilah yang disebut tsunami.

Tsunami sendiri berasal dari bahasa Jepang, yang artinya pelabuhan (tsu) dan gelombang (nami). Ini adalah terminologi untuk menyebutkan fenomena gelombang laut yang tinggi dan besar akibat dari gangguan mendadak pada dasar laut yang secara vertikal mengurangi volume kolom air. Gangguan mendadak ini bisa datang dari gempa yang disebabkan empat hal yang disebutkan di atas.

Fisika Tsunami
Gelombang tsunami bisa dijelaskan dari fenomena penjalaran gelombang secara transversal. Energinya adalah fungsi dari ketinggian (amplitudo) dan kecepatannya. Ketinggiannya sangat dipengaruhi oleh panjang gelombang. Sebuah tsunami memiliki panjang gelombang ratusan km, berperilaku seperti gelombang air dangkal. Sebuah gelombang menjadi gelombang air dangkal atau shallow-water wave ketika perbandingan kedalaman air dengan panjang gelombangnya kecil dari 0,05).

Kecepatan gelombang air dangkal (v) adalah: v =V(g*d), dengan g adalah percepatan gravitasi dan d adalah kedalaman air. Bayangkan, pada kedalaman 10 km di Samudra Hindia (Samudra Indonesia), sebuah tsunami akan memiliki kecepatan awal sekira 300 m/detik atau sekira 1.000 km/jam. Kecepatan ini akan berkurang seiring dengan semakin dangkalnya kedalaman air ke arah pantai.

Namun, energi yang dikandung gelombang tidaklah berkurang banyak. Ini sesuai hubungan laju energi yang hilang (energi loss rate) pada gelombang berjalan berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya; dengan kata lain semakin besar panjang gelombangnya maka makin sedikit energi yang hilang, sehingga energi yang dikandung tsunami bisa dianggap konstan.

Karena energinya konstan, berkurangnya kecepatan akan membuat ketinggian gelombang (amplitudo) bertambah. Ilmuwan mencatat dengan kecepatan 1.000 km/jam menuju pantai, tinggi gelombang bisa mengalami kenaikan sampai 30 meter. Datangnya tsunami seperti dinding air setinggi 30 meter jatuh di tepi kota Anda. Setidak-tidaknya 30 meter horizontal dari tepi pantai akan porak-poranda oleh kekuatan dahsyat alam ini.

Gempa dan Tsunami Aceh
Gempa yang terjadi di pantai barat Sumatera Utara pada 26 Desember 2004 jam 7.58 WIB berkekuatan 9 skala richter (berdasarkan United State Geological Survey/USGS). Menempatkan bencana internasional ini sebagai gempa keempat terdahsyat semenjak tahun 1900. Urutan pertama adalah di Cile tahun 1960 (9,5 skala richter), kemudian Alaska tahun 1964 (9,2), dan Alaska lagi tahun 1957 (9,1).

Fokus gempa diperkirakan pada koordinat (3.298 LU, 95.779 LB), atau sekira 160 km dari pantai terdekat pulau Sumatera, pada kedalaman 10 km di bawah permukaan laut. Ini adalah wilayah "lingkaran api" (ring of fire), yaitu rangkaian gunung berapi bawah tanah yang aktif melintasi Selandia Baru, Papua Timur, Indonesia, Filipina, Jepang, pantai barat Amerika Serikat, Amerika Tengah,  dan  pantai barat Amerika Selatan.

Gempa diperkirakan dari penurunan lempengan sebagai akibat pergerakan kulit Bumi. Teori Lapisan Tektonik menyatakan, daratan di Bumi ini bergerak; termasuk pulau-pulau kecil akibat dari pergerakan lapisan litosfer.

Pada gempa ini, tidak tanggung-tanggung, panjang lempengan yang bergerak itu sekira 1.200 km dan turun sejauh 15 meter. Ini membuat gelombang dahsyat (tsunami) dengan kecepatan sampai 800 km/jam.

Energi yang dihasilkan pada 9,0 skala richter adalah sekira massa 100 kg dengan memakai persamaan energi massa Einstein: E=mc2. Ini cukup untuk memasak 5.000 liter air untuk setiap orang di Bumi ini. Setara dengan energi yang dikonsumsi Amerika Serikat dalam satu bulan, atau sama dengan energi yang dilepaskan oleh angin badai Isabel (Hurricane) selama 70 hari hari. Masya Allah.

Mari kita panjatkan doa, dan ulurkan tangan dan bantuan, untuk membantu meringankan penderitaan saudara-saudara kita yang menjadi korban bencana internasional ini.
[Source : Berbagai Sumber]
Follow Warta Iptek di Google News

0 Response to "Menguak Fenomena Tsunami dari Gempa Bumi"

Posting Komentar

Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif! Terima kasih.