iklan space 728x90px

Johann Gutenberg, Bapak Percetakan Modern

WartaIPTEK.com - Tidak ada peristiwa yang berpengaruh dalam sejarah manusia melebihi penemuan mesin cetak modern pertama oleh Johannes Gensfleisch Gutenberg atau lebih dikenal dengan Johann Gutenberg. Mesin cetak tersebut kemudian sangat berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan manusia dalam berbagai aspek kehidupan.

Johann Gutenberg kelahiran 1400 di kota besar Mainz, Jerman merupakan putra dari pasangan Friele (Friedrich) Gensfleisch dan Else Wyrich yang masih berdarah bangsawan di kota Mainz. Keluarga Gutenberg mewarisi perusahaan percetakan uang yang dimiliki secara turun-temurun.

Dari usaha inilah awal mula kemampuan dan pengetahuan Gutenberg tentang teknik pengerjaan logam didapat. Pada akhirnya, pengetahuan tersebut sangat berpengaruh dalam mengantarkan Johann Gutenberg pada temuannya.


Sekalipun lahir dari keluarga bangsawan terpandang, Gutenberg bekerja sebagai tukang emas sejak ia berusia muda. Di tempat ia bekerja itu, Gutenberg muda mewariskan ilmu-ilmu perdagangan dan juga seni mencetak pada rekan kerja, yang juga dikenal sebagai muridnya.

Dunia barunya ikut mengantarkan Gutenberg berkenalan dengan seorang pengrajin perak di Avignon yang disebut-sebut pernah mengajarinya seni menulis. Gutenberg kemudian memiliki ketertarikan dalam pembuatan dan pengembangan metoda mencetak buku secara massal.

Pada waktu itu, buku boleh dikatakan sebagai barang mewah dan langka. Dapat dibayangkan, untuk menghasilkan sebuah buku dibutuhkan ketelitian dalam menyalin naskah secara free hand pada kulit binatang. Proses seksama ini bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun lamanya, terlebih untuk memproduksi salinan sebuah teks panjang seperti halnya Bible yang ditulisnya pertama kali.

Gutenberg terlebih dulu merancang tipe cetakan di atas satu halaman kertas peraga. Jenis mesin cetaknya yang pertama terbuat dari metal, antimonium, dan timah yang terdiri dari 290 lambang dibuat secara terpisah.

Gutenberg mengambil filosofi alat pemeras anggur dalam menyusun mekanisme kerja mesin pencetaknya. Mesin cetak buatannya memiliki baki bergulung sedemikian hingga ia bisa meluncurkan kertas keluar dan masuk. Tekanan itu juga memungkinkan alat untuk menekan air ke luar dari kertas basah saat pencetakan pada waktu bersamaan.

Masalah selanjutnya adalah bagaimana cara memperoleh tinta cetak yang bagus. Dalam benaknya Gutenberg berpikir, ia harus menentukan lebih dulu jenis tinta yang berspesifikasi bagus, seperti warna yang kuat dan tidak mudah memudar.

Untuk memperolehnya, ia meracik bahan dasar pembuat tinta hingga diperoleh tinta yang diperlukan. Gutenberg membuat tinta dari jelaga dan minyak biji rami yang mendidih.

'Gutenberg Bible' yang dicetak pada tahun 1455 merupakan Bible dan juga buku pertama yang pernah dicetak di Eropa. Gutenberg mencetak Bible yang kemudian dikenal sebagai Bible 36 baris ini sebanyak 200 kopi.

Tak dapat dipungkiri, temuan Gutenberg menyalakan banyak revolusi relijius. Dengan temuannya ini, memungkinkan orang lebih mudah dalam mengamalkan Alkitab. Mesin percetakan buatannya juga memungkinkan pengetahuan dan ide-ide besar tersiar dari satu orang ke orang lainnya.

Temuan Gutenberg pulalah yang memuluskan jalan kita untuk sekolah maupun menikmati media hingga penghujung zaman ini. Namun, sungguh sial bagi Gutenberg. Temuan dan juga modul proses yang menjadi mahakaryanya telah 'hilang'. Ia kalah dalam suatu kasus pengadilan di tahun 1455.

Saat itu ia berhadapan dengan investor utamanya sendiri, Johann Fust. Gutenberg pun bangkrut dan hidup dalam kemiskinan. 

Pada l457, Gutenberg dibantu Conrad Humery, seorang doktor di bidang hukum yang juga seorang pimpinan sebuah partai besar dan sekaligus penasihat dewan, membangun sebuah perusahaan percetakan baru. Perusahaan ini menggunakan satu set huruf yang diciptakan untuk menggantikan tipe kursif bulat yang umum digunakan pada waktu itu. Jenis cetakan ini kemudian dipakai dalam tata bahasa dan alfabet leksikal atau biasa disebut Catholicon pada tahun 1460.

Jenis cetakan ini juga dipakai di beberapa buku kecil yang dicetak di Eltville pada tahun 1472 oleh Echterminze yang masih kerabat Gutenberg.

Gutenberg menghabiskan masa senjanya di istana Uskup Besar Adolf Nassau pada tahun 1465. Ia meninggal sekira awal tahun 1468 dan dimakamkan di gereja Franciscan yang kini sudah tak terlacak keberadaannya.

Suatu kenyataan sangat tragis bagi salah satu penentu peradaban dunia. Jasad Gutenberg boleh hilang, tetapi gagasannya tetaplah hidup tanpa perubahan selama berabad-abad. Bagaimanapun, terobosan Gutenberg dalam teknologi percetakan adalah serupa evolusi komputer. Karya Gutenberg telah terbukti banyak membantu perubahan dunia, dan ia pantas menjadi catatan penting dalam sejarah peradaban manusia.***
Follow Warta Iptek di Google News

0 Response to "Johann Gutenberg, Bapak Percetakan Modern"

Posting Komentar

Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif! Terima kasih.