iklan space 728x90px

Oculus Rift, Gerbang Dunia Virtual Masa Depan

WartaIPTEK.com - Dunia masa depan sepertinya memang sudah mulai terlihat. Dulu kelika kita menonton film Lawnmower Man tidak pernah menduga bahwa teknologi virtual seperti itu kian mendekati kenyataan. Salah satunya adalah sebuah teknologi virtual keren yang beberapa waktu belakangan banyak diperbincangkan baik di forum-forum maupun di media massa. Yup ... tak lain dan tak bukan adalah headset Oculus Rift. Sebuah teknologi virtual reality yang digadang-gadang akan menggantikan fungsi mouse dan keyboard, bahkan televisi dan bisa dibawa-bawa dengan mudah.

Apa itu Oculus Rift?
Oculus Rift adalah sebuah teknologi yang dikembangkan oleh Palmer Luckey sejak tahun 2012 lalu. Di mana headset ini mampu menampilkan sebuah dunia virtual dengan begitu apiknya hingga kita bisa merasakan pengalaman seperti masuk ke dalam dunia yang sesungguhnya.

Awalnya, headset yang diperkenalkan via Kickstarter ini memang diperuntukkan bagi para gamer. Dengan headset ini, gamer bisa merasakan sebuah sensasi masuk ke dalam dunia game yang sesungguhnya.


Dengan tampilan 3D yang berbeda, pengguna atau gamer bisa mengatur pandangan dengan sangat luas kemanapun kepala mereka bergerak dan memandang. Karena di dalamnya telah ditanamkan sebuah sensor khusus yang akan secara langsung menterjemahkan gerakan kepala kita.

Teknologi ini sebenarnya telah lama digunakan dalam dunia kemiliteran Amerika dan penelitian. Ada juga beberapa yang dljual di pasaran, tapi harganya cukup fantastis. Hingga akhirnya membuat Palmer Luckey  bersama-sama dengan sesama penggila game lainnya nekat mencoba ide virtual reality untuk industri game dan memasukkan Developer Kit-nya di Kickstarter untuk mendapatkan sokongan dana.

Alhasil, backers/gamer di seluruh dunia merespon baik ide ini hingga akhirnya terkumpul dana sangat tinggi di luar bujet yang diperkirakan, yaitu kurang lebih US$2,4 juta. Padahal target Palmer kala itu hanyalah US$250.000.

Oculus Rift Developer Kit versi awal yang dihargai hanya US$300 dan berukuran 5,6 inci ternyata juga sangat sukses di pasaran. Hingga akhirnya dikembangkan kembali oleh Palmer menjadi 7 inci. Dengan viewing angle 110 derajat diagonal dan 90 derajat vertikal. Dukungan resolusinya juga cukup baik, yaitu 1280 x 800 piksel.

Versi Developer Kit ini masih terus mengalami perkembangan sampai sekarang. Sayangnya sampai saat ini hanya masih mendukung platform PC saja. Dengan memanfaatkan koneksi DVI dan HDMI. Palmer menjanjikan versi consumernya segera dirilis yang akan mendukung konsol dan smartphone. Hanya saja belurn disebutkan kapan akan dirilis. Di even Electronic Entertainment Expo (E3) Juni 2014 lalu bahkan Palmer belum menginfokan kapan akan merilis versi sempurna-nya.

John Carmack Kepincut Sejak Awal
Palmer Luckey juga telah membuat SDK (Software Development Kit) bagi para developer game yang akan membuat game mereka support dengan device ini. Yang salah satunya adalah John Carmack (pendiri Id Software).

"Bapak" game 3D ini bahkan sudah kepincut dengan prototif yang didemokan kepadanya. Lalu tak lama, John langsung membuat pengumuman akan membuat merancang game terbarunya Doom 3 : BFG Edtion agar bisa dimainkan dengan perangkat ini. Dan langsung diresmikan oleh Palmer menjadi game resmi pertama yang telah mendukung Oculus Rift. Dan hingga saat ini, telah banyak game yang dirancang telah support perangkat ini. Seperti Vect, The Lost House, Five Nights At Teddy's, Serenity VR, Omni Presence, Oculus Maximus, dan BuildVille.

Diakusisi oleh Facebook
Secara mengejutkan, pada 25 Maret 2014 lalu, Mark Zuckerberg mengumumkan membeli Oculus Rift seharga US$2,4 miliar. Wow... sebuah angka yang sangat fantastis dari Facebook yang bukanlah sebuah developer game.

Banyak yang sebenarnya menyayangkan hal ini. Dan mereka sangat kuatir perangkat Oculus Rift akan menjadi berbeda fungsinya. Bahkan salah satu kreator game fenomenal - Minecraft - yaitu Markus "Notch" Persson, mengatakan dalam blog-nya: 
"Facebook is not a game tech company. Facebook has a history of caring about building user numbers and nothing but building" user numbers".

Para backers di Kickstarter - terutama yang telah menerima Devkit gratis - juga sempat mencak-mencak mendengar kabar ini. Bahkan salah satu backer-nya - University of Western Ontario academe Austin Walker - langsung menulis di twitter sesaat setelah Facebook mengumumkan membeli Oculus:
"Which is that it's about consumption, not investment. Consumers aren't allowed to invest. There's no place for that. So this is a catalyst for (and reflects) a broader frustration about economic opportunities being.blocked off to them."

Namun Mark menegaskan bahwa pihaknya tidak akan turut campur dalam developing dari perangkat virtual ini. Palmer Luckey dan timnya diberi kebebasan untuk mengembangkan perangkat miliknya itu. 

Apakah di tangan Facebook Oculus Rift akan menjadi sebuah perangkat dengan fungsi yang lebih luas? Kita tunggu saja. Itu semua hanya bisa ditunjukkan di pasar nanti. Dan Mark Zuckerberg sangat yakin bahwa perangkat ini akan menjadi sebuah perangkat yang mainstream di masa yang akan datang dan akan menjadi bagian dari milyaran orang di dunia ini.

Oculus Rift Bukan Satu-satunya VR Player
Hanya selang seminggu sejak Mark Zuckenberg mengumumkan membeli Oculus Rift, Sony juga mengumumkan sebuah perangkat VR yang akan kompatibel dengan konsol PS4 miliknya. Yup... Project Morpheus. Yang kabarnya juga akan dirancang kompatibel dengan PS4 Move Motion Controtter.

Lalu bagaimana halnya dengan Microsoft ? Perusahaan raksasa milik Bill Gates ini ternyata masih lebihh konsen kepada pengembangan Kinect system. Sebuah teknologi canggih yang dikembangkan untuk Xbox yang dibuat dengan camera based motion control,

Sementara Google juga punya Google Glass dan kabarnya juga telah membeli sebuah perusahaan robotics. Lalu Amazon juga punya sebuah proyek "Prime Air". Sebuah flying drone yang digunakan untuk mengirimkan paket untuk
menghindari kemacetan.

Sebuah Teknologi yang akan Makin Menjauhkan Kira dari Kehidupan Sosial
Sebuah tagline yang mungkin ada benarnya dan tentu ini menjadi ketakutan kita bersama. Sebuah "Antisocial Technology".

Well, ternyata paham ini ditolak mentah-mentah oleh Palmer. Menurutnya, virtual reality bukanlah sebuah hal di mana Anda hanya akan melihat sebuah lingkungan 3D yang dramatis. Tapi lebih kepada diri Anda. Bagaimana Anda menyaksikan diri Anda berubah dan menyaksikan bagaimana Anda bisa menjadi sebuah makhluk yang bisa melakukan banyak hal. Palmer juga mengatakan bahwa virtual reality akan mampu menyembuhkan manusia dari trauma atau stres. Atau bahkan bisa dipakai sebagai alat terapi tertentu.

Kita juga belum tahu bagaimana efek VR ini di beberapa tahun mendatang bukan? Dan tentu yang ada di pikiran kita pertama kali ketika teknologi ini dirilis adalah pastinya sebuah "petualangan erotis". Tentunya akan banyak industri pornografi yang tertarik dengan perangkat ini dan ini adalah PR Facebook yang cukup besar.
Follow Warta Iptek di Google News

0 Response to "Oculus Rift, Gerbang Dunia Virtual Masa Depan"

Posting Komentar

Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif! Terima kasih.