iklan space 728x90px

Budidaya Kerang Hijau (Mytilus viridis) dan Tiram (Crasostrea sp)

WartaIPTEK.com - Dalam sistem klasifikasi, kerang-kerangan termasuk kelas Pelecepoda, yaitu hewan bercangkang ganda yang terbuat dari kapur. Pada umumnya kerang-kerangan hidup di perairan laut, perairan payau dan di perairan tawar. Beberapa jenis kerang hidup dalam dasar perairan yang berlumpur/berpasir dimana kerang ini mengubur dirinya dalam tanah/lumpur dasar perairan. Ada jenis kerang yang dapat berpindah tempat dan ada pula kerang yang menetap hidup pada suatu tempat (substrat). Kerang yang hidup di dasar perairan darat berpindah tempat namun sangat lamban. Jenis lainnya adalah jenis yang menetap, menempel pada substrat berupa batu karang, atau benda-benda keras lainnya.

Dalam siklus hidupnya, kerang-kerangan ini mempunyai fase larva yang bebas berenang di dalam kolam air dan setelah melewati fase larva terbentuk cangkang dan menetap pada substrat atau dasar perairan. Tiram dan kerang hijau adalah jenis kerang yang menempel pada substrat. Kerang darah, kimah dan kerang kampak misalnya adalah jenis-jenis yang hidup di dasar perairan berlumpur/berpasir dengan cara membenamkan dirinya di dalam sedimen tersebut.

Kerang-kerangan yang telah dibudidayakan untuk keperluan konsumsi adalah jenis kerang hijau dan tiram. Jenis kerang lainnya seperti kerang mutiara, walaupun telah dibudidayakan tujuannya adalah untuk menghasilkan mutiara. Budidaya atau pembesaran kerang mutiara dilaksanakan secara khusus hingga mencapai ukuran tertentu dan kemudian diberi perlakuan sedemikian rupa sehingga menghasilkan mutiara. Dalam tulisan ini tidak dibicarakan mengenai metode budidaya kerang mutiara. Fokus bahasan dalam tulisan ini adalah budidaya tiram dan kerang hijau.

Budidaya Kerang Hijau
Kerang hijau, Mytilus viridis, adalah salah satu jenis kerang yang dapat dibudidayakan. Cara budidaya yang paling banyak dilakukan adalah dengan metode rawe (long line) dimana kerang hijau akan tumbuh pada tali nilon yang dibentangkan dan digantung pada kolom air laut. Kesan bahwa kerang hijau mengandung logam berat yang membahayakan bagi kesehatan manusia sebenarnya berlebihan. Memang kerang hijau dan pada umumnya semua jenis kerang-kerangan mempunyai kemampuan mengakumulasi logam berat namun tingginya kadar logam berat di dalam tubuh tentunya berasal dari lingkungan dimana kerang tersebut hidup. Untuk mendapatkan kerang hijau yang bebas dari logam berat atau mempunyai kadar logam berat yang minimum maka budidaya kerang hijau harus dilakukan pada perairan laut yang bebas dari pencemaran.


Usaha budidaya dengan metode rawe ini umumnya menggunakan tali nilon dengan ukuran 24 mm yang dibentangkan. Satu unit rawe terdiri dari dua utas nilon utama yang dipasang sejajar. Panjang tali nilon kira-kira 100-110 m, dimana setiap jarak 3-5 meter diikatkan pelampung agar tali nilon utama tetap di permukaan air. Pelampung yang digunakan adalah drum bekas minyak/ oli yang masih memiliki penutup. Pada tali nilon yang panjangnya disesuaikan dengan kedalaman. Satu cabang tali nilon panjangnya 4-10 meter. Jarak antar cabang tali nilon adalah 1 meter. Agar rawe tidak hanyut maka pada setiap ujung unit rawe diberi pemberat beton cor dengan berat 2-3 ton.

Budidaya Tiram
Tiram (Crasostrea gigas) termasuk kelompok kerang-kerangan yang hidup menetap pada substrat yang keras. Bentuk cangkang tiram dapat dengan jelas dibedakan dengan kerang pada umumnya, dimana kedua cangkang tersebut tidak simetris, salah satu cangkang lebih cembung dan lebih besar. Cangkang inilah yang biasanya menempel pada substrat; sedangkan cangkang yang satu lagi berbentuk lebih kecil dan menjadi penutup.



Budidaya tiram dilakukan pada daerah pasang surut dimana terdapat air yang tenang atau berombak sedikit. Substrat yang digunakan berupa balok-balok beton berukuran 4 x 4 x 100 cm, genteng gerabah dan bahan-bahan lainnya yang keras untuk mendapatkan bibit tiram. Sebelum balok diletakkan pada tempat budidaya, balok atau substrat yang sudah dipersiapkan dapat disimpan terlebih dahulu pada area rumput laut atau pada terumbu karang. Setelah terdapat anak tiram yang menempel pada substrat tersebut maka dapat dipindahkan ke areal budidaya yang lebih lama.
Follow Warta Iptek di Google News

0 Response to "Budidaya Kerang Hijau (Mytilus viridis) dan Tiram (Crasostrea sp)"

Posting Komentar

Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif! Terima kasih.