Chrysopelea, Si Ular Terbang Yang Memanfaatkan Gaya Aerodinamika
WartaIPTEK.com - Ular itu tergantung 15 meter di atas tanah dengan ekor melilit di cabang pohon. Tiba-tiba, ia mengangkat bagian atas tubuhnya dan meluncur, melemparkan tubuh ke arah permukaan tanah di hutan. Bagi reptil lain, lompatan itu merupakan gerakan bunuh diri, atau paling tidak menyebabkan patah tulang. Narnun. ular Chiysopelea paradisi merupakan satu dari lima spesies ular pohon dari Asia Selatan dan Tenggara yang dikenal sebagai ular terbang, meskipun ia tak bersayap.
Ular yang biasa ditemukan di hutan hujan di Asia Tenggara itu sejatinya tak benar-benar terbang. Kini. para ilmuwan mungkin telah memecahkan misteri bagaimana ia bisa melayang. Dalam Journal of Experimental Biology, para ilmuwan mengatakan bahwa ular mengubah bentuknya secara radikal untuk menghasilkan kekuatan aerodinamis yang memungkinkan ia 'terbang'.
Ular secara intuitif bukan hewan yang bisa terbang. Saat melihatnya, Anda pasti berpikir 'pasti ia tak bisa melakukannya (terbang). Kini, sebuah studi menemukan bahwa rahasia kemampuan menakjubkan itu terletak pada cara rnereka bergerak untuk terbang, Anda harus mengetahui dasarnya yaitu berapa kecepatannya, bentuk tubuh. dan bentuk sayap.
Studi baru itu mengungkap posisi tubuh sehingga dapat melayang dengan sempuma. Analisis lewat rekaman video ular itu memperlihatkan bahwa ular itu tidak horizontal selama melayang. tetapi miring 25 derajat terhadap aliran udara yang tercipta oleh gerakan terbang mereka. Separuh bagian tubuh depannya tetap diam, kecuali gerakan menggoyang ke kanan dan kiri. Ekornya bergerak naik turun.
Tampaknya, ular itu menggunakan konfigurasi yang sangat menguntungkan untuk menjadi penerbang yang baik. Saat mengudara, lepas landas, melompat, dan meluncur dari cabang ke cabang pohon, ular itu mengubah tubuhnya secara drastis.
Di dunia, ada 5 spesies ular terbang yang semuanya bagian dari genusChrysopelea. Saat ia melompat, ular meluruskan tubuhnya dari belakang| kepala ke pangkal ekor. Lalu menggunakan rusuknya yang bisa bergerak bebas, menciptakan gerakan memutar ke arah kepala dan ke atas, ke arah tulang belakang.
Gerakan tersebut menciptakan gerakan meliuk. Tubuh ular berubah bentuk dari berpenampang bulat menjadi gepeng dan cekung di bagian bawah. Perubahan bentuk di udara itu menghasilkan gaya aerodinamika sehingga ular terlihat seperti meluncur terbang.
0 Response to "Chrysopelea, Si Ular Terbang Yang Memanfaatkan Gaya Aerodinamika"
Posting Komentar
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif! Terima kasih.