Inilah 6 Peristiwa Penting Terkait Gerhana Matahari
WartaIPTEK.com - Pada
awalnya fenomena gerhana matahari dianggap sebuah omen (petaka) oleh masyarakat masa lalu. Kehadirannya dianggap
membawa kematian dan kehancuran. Gerhana matahari disebut pula solar eclipse berasal dari ekleipsis,
kata dalam bahasa Yunani Kuno yang artinya "ditinggalkan".
Namun siapa
sangka, kemunculan gerhana matahari memicu peristiwa-peristiwa penting
sepanjang sejarah. Pada 27 Januari tahun 632, gerhana matahari sebagian tampak
di atas Kota Madinah. Kedatangannya bertepatan dengan meninggalnya putra Nabi
Muhammad SAW, Ibrahim. Banyak orang yang mengira itu ada kaitannya, tetapi hal
itu disanggah Nabi.
Hadis
riwayat Abdullah bin Umar ra menyebutkan, "Bahwa ia dikabarkan dari
Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan tidak
terjadi gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang, tetapi keduanya
termasuk tanda kebesaran Allah. Maka jika kalian melihat gerhana, kerjakanlah
salat."
Berdasarkan
Ringkasan Shahih Bukhari dan Kitab Kusuf (Gerhana), hadis Nabi
tentang gerhana matahari juga diriwayatkan Mughirahbin Syu'bah ra, Abu Musa ra,
dan Abu Bakrah. Semua hadis memiliki kesamaan, yaitu gerhana matahari merupakan
tanda-tanda kekuasaan Allah dan tidak ada kaitan dengan kematian atau kelahiran
seseorang, dan orang Islam disunatkan melakukan salat gerhana.
Selain
kejadian tersebut, terdapat beberapa peristiwa penting atau bersejarah lain
yang terjadi di saat gerhana matahari. Berikut 6 peristiwa penting terkait
gerhana matahari.
Membuktikan Teori Relativitas
Sebutan
"The Total Solar Eclipse" pertama kali diutarakan oleh ahli astronomi
dan matematika Inggris, Sir Arthur Eddington pada 29 Mei 1919. Ketika itu ia
menguji teori relativitas umum Einstein dengan cara memotret bintang yang
berdekatan dengan matahari selama gerhana terjadi. Pada penelitiannya,
Eddington mampu menyaksikan fakta bahwa gravitasi dapat membengkokkan cahaya,
yang juga disebut refraksi.
Penemuan Helium
Gerhana
matahari memicu ditemukannya unsur helium. Ia adalah elemen kedua yang paling ringan
dan yang jumlahnya paling melimpah yang bisa ditemukan manusia. Laman www.webelements.com
menyebutkan, bukti keberadaan helium ditemukan oleh ahli astronomi asal Prancis,
Pierre-Jules-Cesar Janssen (1824-1907) pada saat gerhana matahari total 16 Agustus
1868 di India. Ia mendeteksi garis baru berwarna kuning dalam spektrum
matahari. Sementara itu, ahli astronomi Inggris, Sir Norman Lockyer
(1836-1926), menamakan elemen baru itu helium, yang berasal dari bahasa yunani
untuk matahari, helios. Pada 1895,
Sir William Ramsay menemukan helium setelah memberi perlakuan khusus kepada
cleveite, suatu mineral uranium, dengan mineral asam. Ramsey memberikan sampel
gas kepada Sir William Crookes dan Sir Norman Lockyer yang mengidentifikasinya
sebagai helium.
Pembawa Kedamaian
Berdasarkan
sejarawan Yunani, Herodotus, gerhana matahari yang terjadi pada 585 M mampu
menghentikan perang antara bangsa Lydia dan Medes. Berdasarkan laman wired.com,
kala itu, Aylattes, Raja Lydia, tengah berperang melawan Cyaxares, Raja Medes,
di lokasi dekat River Halys yang kini merupakan wilayah Turki tengah. Kedua
bangsa tersebut secara bersamaan melihat langit yang menjadi gelap sehingga
memutuskan untuk berdamai. Setelah itu, wilayah pertempuran di River Halys
menjadi daerah perbatasan bangsa Lydia dan Medes.
Hukuman Mati
Bukti yang
terselamatkan menunjukkan bahwa bangsa Babylonia dan Cina Kuno sudah mampu
memprediksikan kedatangan gerhana matahari sejak awal 2.5oo SM. Di Tiongkok,
gerhana matahari dianggap berkaitan dengan kesehatan dan kesuksesan seorang
kaisar. Jika ahli astronomi tidak berhasil memastikan kedatangannya, akan timbul
bahaya.
Laman
sunearthday.nasa.gov/2009eclipse/ancienteclipses.php mengisahkan, dua ahli
astronomi Hsi dan Hso mengabdi kepada Kaisar Chung K'ang pada 2134 SM. Pada
tanggal 22 Oktober, tetjadi gerhana sebagaimana tercatat dalam dokumen Tiongkok Kuno, Shu Cing. Namun, dua ahli
astronomi tersebut dianggap melalaikan tugas karena tidak melaporkan peristiwa
itu kepada kaisar. Keduanya pun dihukum mati.
Raja Pengganti
Tablet
tanah liat yang ditemukan di area arkeologi di Babylonia merekam bukti pengamatan
gerhana matahari secara akurat. Laman http://image.gsfc.nasa.gov/poetry/ask/a11846.html
menyebutkan, bangsa Babylonia termasuk yang pertama yang menggunakan siklus
Saros untuk memprediksikan gerhana matahari. Siklus itu berhubungan dengan
siklus bulan (lunar cycle) dengan
masa pengamatan 18 tahun 11 hari dan 8 jam.
Seperti di
Tiongkok, bangsa Babylonia juga percaya gerhana matahari adalah pertanda buruk.
Karenanya, saat terjadi gerhana matahari, mereka mengganti kedudukan raja
dengan harapan raja sementara ini yang akan menghadapi kemarahan para dewa.
Jadi, raja asli bisa selamat.
Menginspirasi Kepler dan Halley
Pengamatan
gerhana matahari di masa 1ampau begitu pelik. Bahkan, ahli astronomi ternama,
Johannes Kepler pun belum mampu mengamati pergerakannya secara akurat di tahun
1605. Ia baru mampu melakukan observasi ilmiah dan mendeskripsikan gerhana
matahari total.
Laman
www.timeanddate.com menyebutkan, lebih dari seabad kemudian, di tahun 1715,
Edmund Halley (penemu Komet Halley) mampu memprediksikan kedatangan gerhana
matahari pada 3 Mei. Meski tidak tepat, tingkat akurasinya jauh lebih baik
dibandingkan dengan Kepler, yakni terlambat 4 menit dan 30 km dari waktu aktual
dan jalur kedatangan gerhana. [Sumber : PRM 6 Maret 2016]
Follow Warta Iptek di Google News
0 Response to "Inilah 6 Peristiwa Penting Terkait Gerhana Matahari"
Posting Komentar
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif! Terima kasih.