iklan space 728x90px

Sugar Glider, Hewan Endemik Papua yang Bisa Melayang

WartaIPTEK.com - Sugar Glider alias possum melayang merupakan kelompok hewan marsupialia yang menjadi ciri khas wilayah australis. Sesuai zona garis Webber mengenai garis sebaran flora fauna di Indonesia, meski termasuk hewan australis namun marsupialia juga dapat ditemukan di Indonesia bagian timur.

Possum melayang alias sugar glider rupanya adalah salah satu hewan endemik dari Papua, terutama jenis Petawus papuanus. Di Papua, hewan itu dianggap pembawa sial karena dapat mengeluarkan suara aneh yang terdengar cukup menyeramkan. Tak heran, hewan berukuran panjang tak sampai 20 cm ini kurang populer di rumahnya sendiri. Lain halnya dengan di Amerika Serikat, sejak beberapa tahun lalu, sugar glider mulai banyak menjadi hewan alternatif peliharaan masyarakat setempat. Ada pun suara yang cukup menganggu itu biasa disebut crabbing, suatu indikasi hewan tersebut merasa kurang nyaman dengan kondisinya.


Di Indonesia, sugar glider disebut possum melayang. Ia bisa melayang (bukan terbang) karena memiliki membran di antara kaki depan dan belakang untuk meluncur (glide) dari pohon ke pohon. Habitatnya memang di pohon tinggi sebagai vegetasi khas daratan australis termasuk Papua. Hewan ini masuk ke dalam
orde diprotodontia, masih "bersaudara" dengan koala, wombat, possum, dan kangguru. Dinamai sugar glider, selain ia bisa melayang juga diperkirakan karena makanan utamanya adalah buah-buahan dan nektar bunga yang berasa manis.

Ragam jenisnya ada banyak, tak kurang dari 43 jenis yang sudah tersebar di seluruh dunia. Ditambah lagi banyak dilakukan persilangan antarjenis menyebabkan jenis possum melayang begitu bervariasi.

Sugar glider merupakan hewan yang berkoloni. Biasanya, sang jantan melakukan poligami dengan sejumlah hewan betina. Sugar glider dalam bereproduksi tidak mengenal musim dan biasa menghasilkan 1-2 joey (sebutan untuk sugar glider yang masih kecil). Nah, si joey ini biasanya berada dalam kantung induknya selama dua bulan. Setelah itu, mereka akan keluar dari kantung induknya (istilahnya out of pouch/oop). Sugar glider tercatat mampu hidup 5 tahun-13 tahun.

Belakangan, sugar glider naik daun dan digemari di Indonesia untuk dijadikan sebagai hewan peliharaan karena imut dan lucu. Tubuhnya yang kecil membuarnya bisa dibawa ke mana-mana dan bisa dimasukkan ke dalam saku. Ada beberapa macam jenis sugar glider. Biasanya, dibedakan dari corak warnanya seperti jenis black beauty/grey. Jenis ini banyak dipelihara oleh masyarakat dengan bulu berwama abu-abu. Ada juga jenis cinnamons dengan warna lebih kecokelatan dan lions dengan corak wana abu-abu kuning keemasan.

Cara pemeliharaan dan perawatan sugar glider cukup mudah. Yang penting adalah kebersihan kandang yang harus selalu terjaga. Selain tentunya perhatian dan kasih sayang pemiliknya karena sugar glider termasuk hewan yang manja. Setelah lama dipelihara, hewan ini akan mengenali pemiliknya berdasarkan bau tubuhnya.

Makanannya cukup mudah. Mulai dari bubur bayi, serangga seperti jangkrik dan ulat hongkong atau makanan sugar glider yang telah dikemas dan diperjuaibelikan di toko-toko hewan. Sugar glider juga tidak seperti kucing dan anjing yang harus divaksin, lan-taran sugar glider bukan hewan yang biasa menjadi inang virus.
Follow Warta Iptek di Google News

0 Response to "Sugar Glider, Hewan Endemik Papua yang Bisa Melayang"

Posting Komentar

Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif! Terima kasih.