iklan space 728x90px

Al Idris, Ahli Geografi Muslim dan Pembuat Peta Pertama di Dunia

WartaIPTEK.com - Muhammad Ibn Abdullah Ibn Idris Ash Sharif atau biasa dipanggil Al Idris, menurut lidah Arab dan Dreses menurut lidah Barat adalah nama dari orang yang kepadanya sepatutnya manusia jagat bumi ini berterima kasih. Di Barat ia dikenal sebagai salah satu geografer terbesar dunia dengan kepakaran yang tidak diragukan. Buktinya, bola dunia berbahan dasar perak seberat 400 kg itu adalah mahakaryanya. Mahakarya yang sekaligus baktinya pada ilmu pengetahuan itu dipersembahkannya pada Raja Roger The Norman dari Sicilia.

Kiprahnya sebagai geografer berawal dari perkelanaannya ke berbagai tempat, baik Eropa maupun juga Asia, sehabis ia menamatkan pendidikan di Kordoba, Spanyol. Dalam perjalanannya itu, ia mendapatkan banyak data yang sangat mendukung risetnya di berbagai bidang, utamanya geografi.



Memang, sebelum karya-karya besar Idris bermunculan, telah banyak ilmuwan yang melakukan riset tentang bumi. Ukuran bumi yang sangat akurat, bahkan peta dunia, telah pula dihasilkan. Namun, setiap karya Al Idris seolah menjadi gong besar dari penemuan-penemuan sebelumnya itu. Semua ilmuwan yang sezaman mengakuinya, tidak ada satu temuan pun di bidang ini yang dapat menandingi keakuratan temuan-temuan Al Idris. Idris mengombinasikan penemuan-penemuan lama dengan temuannya sendiri, sehingga menjadi sebuah pengetahuan baru yang akurat dan komprehensif.

Kebegawanan Idris sampai pula ke telinga Raja Roger II yang segera mengundangnya untuk membuatkan dirinya peta dunia terbaik dari yang pernah dihasilkan Idris. Dengan berbagai syarat, dan atas fasilitas dari pihak kerajaan, Al Idris menyanggupi permintaan sang raja.

Peta pesanan Raja Roger diwujudkannya dalam bentuk bola dunia seberat 400 kg yang berbahan perak. Di atasnya tertoreh dengan cermat dan teliti tujuh benua lengkap dengan semua rute perdagangan, danau-danau dan sungai, kota-kota besar, dataran, serta pegunungan. Idris melengkapi karyanya dengan informasi tentang jarak dan ketinggian secara akurat, dan juga buku yang berjudul Kitab Al Rujari atau Roger's Book.

Karya tersebut kemudian diikuti dengan berbagai karya lainnya, 'Nuzhat al Mushtaq fi Ikhtiraq al Afaq' yang berisi detail informasi tentang negara-negara Eropa, Asia, dan Afrika, dan 'Rawd Unnas wa Nuzhatal Nafs' yamg merupakan kompilasi ensiklopedi yang lebih komprehensif lagi. Kedua buku itu seolah memberikan banyak inspirasi dan kesenangan tak berbatas pada para petualang.

Sebagaimana ilmuwan besar Islam lainnya, ia memiliki kepakaran di berbagai bidang ilmu. Selain geografi, ia juga berkarya untuk ilmu kedokteran lewat kitabnya yang berjudul 'Kitab al Jami li Sifat Ashtat al Nabat' yang berisi pandangan-pandangannya yang dipadukan dengan semua literatur dari berbagai subjek ilmu kedokteran. Al Idris memperkuat perpaduan itu dengan memasukkan metode-metode pengobatan ilmuwan Islam disamping beberapa hasil risetnya sendiri.

Idris menutup usia pada tahun 1166. Beberapa abad kernudian karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Idris beserta buku-buku karyanya menjadi sangat populer di Eropa melebihi ilmuwan Muslim lainnya. Itu disebabkan letak Sicilia, kota tempat karya-karya Idris disimpan, dilalui oleh beberapa jalur pelayaran dan navigasi dari Utara Asia, Atlantik, dan juga Mediterania.

Karena kemahsyuran dan keharuman namanya itu pula, sebuah langkah kontroversial terkait dengan karyanya cepat terendus. Seperti tercatat dalam sejarah, salah satu karya yang diterjemhkan di Roma pada tahun 1619 sempat memunculkan kontroversi. Bukan soal substansi, melainkan persoalan etika penerbitan.  Contoh menjijikan dipampangkan dari ulah seorang penerjemah yang tidak mencantumkan nama Idris dalam buku tersebut. Padahal, sebelumnya bangsa Eropa butuh waktu berabad-abad lamanya untuk membuat peta dunia sendiri. Bahkan Cristopher Columbus masih menggunakan peta asli buatan Idris sebelum itu untuk melakukan perkalaman menemukan benua baru. [Sumber: Rudi Ariffianto, Mahasiswa Departemen Arsitektur ITB]
Follow Warta Iptek di Google News

0 Response to "Al Idris, Ahli Geografi Muslim dan Pembuat Peta Pertama di Dunia"

Posting Komentar

Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif! Terima kasih.